Pasukan AS diketahui menarik diri dari Afghanistan pada 30 Agustus setelah 20 tahun memegang kendali.
Selama 20 tahun berperang itu, perang itu sudah menelan biaya triliunan dolar dan banyak nyawa dalam prosesnya.
Tapi AS tidak 100% meninggalkan Afghanistan.
Ternyata Presiden AS Joe Biden selalu mempertahankan gagasan bahwa AS selalu mengawasi apapun di Afghanistan dari atas langit.
Kemampuan itu memungkinkan militer AS untuk menyerang teroris di negara itu.
Meskipun Mujahid tidak merinci apa konsekuensi negatifnya, tapi kehadiran drone AS yang terus berlanjut di Afghanistan telah menjadi kontroversi.
Apalagi setelah serangan udara pada 29 Agustus di mana AS menargetkan target ISIS-K yang menjadi serangan ke bandara Kabul.
Namun bukannya menyerang ISIS-K, serangan udara itu malah membunuh sebuah keluarga yang terdiri dari 10 orang dalam prosesnya.
Jenderal AS Frank McKenzie bahkan menyatakan tidak ada satu pun teroris yang tewas dalam serangan kontra-terorisme yang gagal itu.
Namun jenderal AS lainnya menyalahkan pembicaraan Doha atas penarikan AS dari Afghanistan.
Banyak dari mereka mempertanyakan apakah keputusan itu dibuat pada waktu yang tepat.