Find Us On Social Media :

Masuk Daftar 10 Negara Terbanyak Lakukan Vaksinasi di Dunia, Indonesia Bisa Gelar Acara Skala Internasional

By Yakob Arfin Tyas S, Sabtu, 25 September 2021 | 16:28 WIB

Keterangan pers Situasi Covid-19 Terkini.

Intisari-Online.com – Indonesia berhasil melampaui target vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bahkan masuk dalam daftar10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia. 

Juru bicara penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, capaian tersebut menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menggelar sejumlah kegiatan berskala internasional.

“Mulai dari ajang olahraga World Superbike 2021, Grand Prix Moto GP 2022, hingga agenda kenegaraan, seperti Pertemuan Presiden G20 dan ASEAN 2023,” ujar Reisa dalam keterangan resminya, Sabtu (25/9/2021).

Sebagai informasi, WHO menargetkan vaksinasi setiap negara setidaknya 10 persen dari populasi pada September 2021 dan 40 persen pada akhir 2021.

Adapun pertengahan 2022, WHO menargetkan 70 persen populasi dunia telah divaksinasi.

“Indonesia sudah melampaui target 10 persen. Bahkan, sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini,”kata Reisa.

Baca Juga: Alhamdulillah Sudah di Tangan Indonesia, Vaksin yang Namanya Tidak Terkenal Ini Malah Jadi Rekomendasi di Amerika, Cuma Sekali Suntik Langsung Ampuh

Ia menambahkan, sebanyak 22,73 persen dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia sudah menerima dosis kedua.

Hal itu dapat dicapai karena pemerintah Indonesia gencar menyediakan dan mendistribusikan stok vaksin ke seluruh daerah.

Untuk diketahui, hingga Jumat (24/9/2021), pemerintah Indonesia telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin.

Vaksin tersebut berhasil didapat melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global Covid-19 Vaccines Global Access (Covac) Facility, serta hibah dari negara-negara sahabat.

Sepanjang Januari 2021 hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Seluruh jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah telah mendapatkan persetujuan WHO dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).