Level PPKM Mulai Diturunkan, Satgas Covid-19 Gencar Sosialisasi Prokes dan Percepat Vaksinasi Kelompok Rentan

Sheila Respati

Penulis

Dialog Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Senin (20/9/2021)

Intisari-Online.com – Pemerintah bersama Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 kembali memperpanjang pelaksanaan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, keputusan tersebut akan terus berlanjut hingga seluruh wilayah Indonesia mencapai level terendah.

Hal itu ia sampaikan dalamDialog Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diselenggarakan Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Senin (20/9/2021).

“Walaupun kasus sudah turun, PPKM harus terus kita lakukan untuk mengontrol dan mencegah supaya lonjakan kasus tidak terjadi lagi,” ujar Alexandermenurut keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).

Di samping mengontrol mobilitas masyarakat, Alexander menyebut, pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan edukasi tentang penggunaan masker dan pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat.

Baca Juga: Bawa-Bawa Nama Prancis, Korea Utara Mendadak Komentari Rencana AS Menciptakan Kapal Selam Nuklir Untuk Australia, Korut Akan Lakukan Tindakan Nekat Ini Jika Hal Itu Terjadi

Dengan edukasi tersebut, diharapkan masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski pemerintah telah melonggarkan pembatasan mobilitas.

“Kami dari Satgas juga tetap melakukan program ‘maskerisasi’ untuk masyarakat,” tegasnya.

Terkait dengan keberhasilan PPKM, Alexander mengungkapkan bahwa saat ini tidak ada daerah dengan level 4 di wilayah Jawa dan Bali. Sementara di luar kedua daerah tersebut, hanya tersisa beberapa daerah saja yang masih menerapkan level 4.

“Walaupun PPKM sudah masuk level 1 atau 2, Posko PPKM di desa dan kelurahan harus selalu menjalankan fungsinya untuk melindungi warga,” lanjut Alexander.

Baca Juga: Pantesan Jenderal Soeharto Tidak Jadi Korban Penculikan PKI, Terkuak Ternyata Dirinya Berada di Tempat Ini Saat Peristiwa G30S Terjadi

Percepat vaksinasi lansia, ibu hamil, dan difabel

Sebagai salah satu upaya membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), percepatan vaksinasi harus dilaksanakan secara menyeluruh. Utamanya, bagi kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan difabel.

Adanya risiko kematian hingga komplikasi menjadi alasanpentingnya vaksinasi lengkapbagi kelompok rentan.

“Vaksin dosis pertama lansia masih 26 persen sementara dosis kedua 18 persen. Padahal mereka adalah populasi rentan. Untuk mortalitas, lebih dari setengahnya adalah lansia, kasus aktif juga sebagian besar adalah lansia,” tutur Alexander.

Guna mendorong kesadaran kelompok rentan terhadap vaksinasi, Alexander mengingatkan tenaga kesehatan untuk memberikan kemudahan akses menuju lokasi vaksinasi. Anggota keluarga pun diharapkan dapat berperan aktif dalam membantu percepatan vaksinasi.

Baca Juga: 5 Pemimpin Komunis yang Melegenda dan Hasil Propaganda Mereka

“Salah satu kendala utama yang kerap dialami lansia saat hendak melakukan vaksinasi adalah kendala akses menuju lokasi vaksinasi. Kendala yang sama juga menjadi penghalang kelompok difabel yang mempunyai keterbatasan motorik dan sensorik,” ujar Alexander.

Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda memastikan bahwa ketersediaan vaksin yang ada di Indonesia sudah mencukupi. Adapun fokus pemerintah saat ini menitikberatkan pada distribusi vaksin dan edukasi publik.

“Kita memiliki vaksin dalam jumlah yang memadai dan berbagai merek. Tugas kita berikutnya adalah dalam hal distribusi serta menyakinkan masyarakat untuk sadar vaksinasi,” katanya.

Penurunan kasus PPKM, kata Adinda, diharapkan dapat terus terjaga hingga situasi pandemi Covid-19 membaik. Ia juga berharap, potensi lonjakan kasus gelombang ketiga dapat dicegah dengan disiplin prokes.

Baca Juga: Mulai Harus Cegah Penuaan, Inilah Rangkaian Skincare untuk Usia 30-an, Micellar Water Tak Lagi Aman Digunakan!

“Jangan sampai setelah pembatasan itu dilepaskan, masyarakat menjadi lengah. Karena itu, kampanye penerapan protokol kesehatan harus terus dilakukan, meskipun masyarakat sudah merasa jengah. Hindari keramaian, batasi mobilitas. Semoga gelombang ketiga tidak terjadi,” tuturnya.

Senada dengan Adinda, Campaign Director Gerakan Pakai Masker (GPM) Fardilla Astari mengungkapkan, kampanye dan edukasi harus terus diselenggarakan dan menjangkau seluruh elemen masyarakat.

Salah satunya seperti yang dilakukan GPM melalui penyuluhan ke berbagai komunitas yang belum terjangkau teknologi digital dan internet.

“Relawan-relawan kami melakukan penyuluhan kepada para tokoh masyarakat, pemimpin komunitas seperti di pasar, pesantren, dan tempat-tempat ibadah," katanya.

Baca Juga: Bisa Tetap Bugar Walau Tak Lagi Muda, Ini Makanan yang Harus Dikonsumsi untuk Usia 50-an, Apa Saja?

GPM juga aktif memanfaatkan media digital sebagai sarana edukasi kaum muda. Untuk itu, GPM menggelar berbagai program untuk menyasar generasi muda melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Satgas Covid-19, KPC PEN, dan lembaga lainnya.

"Kami terus-menerus mengingatkan semua pihak, khususnya anak muda, untuk selalu pakai masker dan segera vaksin. Diharapkan, mereka yang teredukasi ini juga akan menjadi influencer bagi lingkungan sekitarnya," ujar Fardilla.