Hammurabi: Raja Babilonia Kuno Termahsyur yang Dikenal sebagai Pembangun Sekaligus Penakluk, Biasa Terapkan 'Taktik Licik yang Cerdas' Ini untuk Bangun Kekuasaannya

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Illustrasi) Hammurabi Mengubah Babel Menjadi Negara Kota yang Kuat

Intisari-Online.com - Lebih dari 3.800 tahun setelah ia mengambil alih kekuasaan, raja Babilonia kuno Hammurabi masih sangat mahsyur.

Dia paling dikenang karena Kode Hammurabi yang tertulis di pilar batu seukuran manusia yang ia tempatkan di kota-kota di wilayah kekuasaannya.

Tetapi sistem 282 undang-undang hanyalah salah satu pencapaian seorang pemimpin yang mengubah Babel, sebuah negara kota yang terletak 60 mil selatan Baghdad modern, menjadi kekuatan dominan Mesopotamia kuno.

Selama masa pemerintahannya (1792-1750 SM), Hammurabi menggabungkan kekuatan militer, kecakapan diplomatik, dan keterampilan politik untuk mengendalikan sebuah kerajaan yang membentang dari Teluk Persia ke pedalaman.

Baca Juga: Inilah 10 Pemimpin Terhebat Sepanjang Sejarah Peradaban Dunia, Mulai dari Alexander Agung Hingga Raja Tutankhamen, Ada yang Melegenda Karena Kehebatannya dalam Perang Strategis

Hammurabi menjadi penguasa terkuat di kawasan itu karena dia adalah negarawan yang cerdas.

Dia memiliki jaringan diplomat dan mata-mata yang kompleks yang bekerja untuknya.

Untuk sebagian besar masa pemerintahannya, Hammurabi mengandalkan diplomasi untuk memajukan kepentingan Babilonia, sambil membangun militernya.

Baru pada tahun-tahun berikutnya dia berbalik untuk menggunakan kekuatannyaa.

Baca Juga: Kumari Kandam: Misteri Peradaban Tertua di Dunia Milik Raja-raja Pandiyan yang Hilang dan Bangsa Lemuria

Hammurabi sebagai Pembangun dan Penakluk

Ketika Hammurabi menjadi raja pada tahun 1792 SM, Babel tidak dapat menandingi saingannya di selatan, Larsa, yang Rajanya Rim Sin I telah mengalahkan ayah Hammurabi dalam pertempuran.

Tapi Hammurabi dengan cepat mulai memperkuat negara-kotanya.

Dia menjadi raja Babilonia pertama yang mendirikan tembok pelindung di sekitar kota, menurut sejarawan Susan Wise Bauer.

Pada saat yang sama, Hammurabi memastikan untuk mengambil hati rakyatnya dengan membatalkan semua hutang mereka.

Baca Juga: Kehebatan Jayawarman VII: Baru Jadi Raja pada Usia 57 Tahun, Tapi Mampu Membawaan Kerajaan Khmer ke Puncak Kejayaan hingga Bangun 100 Rumah Sakit dan 100 Rumah Istirahat

Hammurabi juga mulai membangun serangkaian proyek infrastruktur besar-besaran.

Dia membangun kuil, lumbung dan istana, membangun jembatan di seberang Sungai Efrat yang memungkinkan kota untuk berkembang di kedua tepiannya, dan menggali saluran irigasi besar yang juga melindungi tanah dari banjir.

Investasi yang dia lakukan terbayar, karena Babel secara bertahap berkembang menjadi tempat yang kaya dan makmur.

Tapi Hammurabi juga memastikan semua orang tahu dia bertanggung jawab atas semua keberuntungan itu.

Baca Juga: Sampai Bakar Uang untuk Hangatkan Putrinya, Inilah 20 Fakta Gila Pablo Escobar 'Si Raja Kokain'

Ketika dia membangun kanalnya, misalnya, dia memastikan semua orang tahu bahwa dia hanya memenuhi kewajibannya kepada para dewa, yang telah mempercayakan tanah itu kepadanya.

Setelah beberapa dekade membangun Babel, Hammurabi cukup kuat sehingga dia dapat memulai perang penaklukan.

Secara berurutan, ia menaklukkan Eschnunna di timur, Asyur di utara, Larsa di selatan dan Mari di barat.

Hammurabi memiliki cara yang cerdik, meskipun bermuka dua, menggabungkan kekuatan dan diplomasi.

Baca Juga: Sesuka Hati Buat Inggris Menganut Agama Berbeda dari Katholik Roma, Raja Kejam Inggris Ini Malah Ternyata Buat Salah Satu Jajahan Terpenting Mereka Lepas dari Genggaman Tangannya

Dia membentuk aliansi dengan penguasa lain, dan kemudian menghancurkan mereka kapan pun nyaman untuk melakukannya.

Tapi sementara Hammurabi mungkin adalah salah satu promotor politik besar pertama dalam sejarah, citra yang dia ciptakan tidak semuanya hype.

Dia adalah penguasa yang benar-benar baik hati yang ingin rakyatnya menikmati kehidupan yang lebih baik.

(*)

Artikel Terkait