Penulis
Intisari-Online.com - Setelah hampir 20 tahun berperang, pasukan Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan.
Pasukan Amerika Serikat resmi tinggalkan Afghanistan pada 31 Agustus 2021.
Walau begitu, AS tidak 100% melepaskan Afghanistan.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Sabtu (11/9/2021), baru-baru ini, AS melepaskan serangan pesawat tak berawak.
Pentagon mengklaimserangan pesawat tak berawak itu menargetkan ISIS-K, pelaku bom bunuh diri di Kabulpada26 Agustus 2021 lalu.
Namun target salah sasaran.
Alih-alih membunuh ISIS-K,serangan pesawat tak berawak itu menyerangseorang pekerja bantuan yangsedang mengisi mobilnya dengan kendi air.
Dikira pekerja bantuan itu mengisi mobilnya dengan bahan peledak. Tapi ternyata salah.
Alhasil,Zemari Ahmadi (43), mengendarai Toyota Corolla 1996, itu tewas seketika dalam serangan pesawat tak berawak 29 Agustus 2021.
Tak hanya Zemari Ahmadi, korban tewas lainnya adalah sembilan anggota keluarga, termasuk tujuh anak, menurut penyelidikan New York Times.
Pentagon masih menyatakan bahwa hanya tiga warga sipil yang tewas.
Tapi keluarga tersebut sekarang merinci dalam laporan baru bagaimana 10 kerabat mereka tewas dalam ledakan itu.
Beberapa hari setelah serangan itu, Presiden AS Joe Biden memberikan pidato di mana ia menandai penarikan pasukan AS di Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus.
Walau begitu dia memuji kemampuan Amerika untuk menyerang teroris dan target.
Hanya saja, Presiden Biden tidakmenyebutkan tingkat korban sipil yang tinggi dari serangan pesawat tak berawak 29 Agustus, dan dia tidak menyebutkan bahwa anak-anak telah terbunuh.
“Kami menyerang ISIS-K dari jarak jauh, beberapa hari setelah mereka membunuh 13 anggota layanan kami dan belasan warga Afghanistan yang tidak bersalah."
"Dan untuk ISIS-K, kami belum selesai dengan Anda," katanya dalam pidatonya.
Ahmadi bekerja untuk kelompok bantuan Nutrisi dan Pendidikan Internasional yang berbasis di AS, dan menghabiskan setiap hari menjalankan tugas rutin untuk kelompok tersebut.
Dia tidak memuat apa pun ke dalam mobil selain kendi berisi air untuk dibawa pulang ke keluarganya.
"Mereka semua tidak bersalah," kata saudara Ahmadi Emal.
BahkanAhmadi telah mencari status pengungsi dengan AS berdasarkan pekerjaan bantuan internasionalnya.
"Anda bilang dia ISIS, tapi dia bekerja untuk Amerika."
Pentagon bersikeras bahwa gerakan Ahmadi menghubungkannya dengan rumah persembunyian ISIS-K, dan bahwa ada bahan peledak di kendaraannya yang dimaksudkan untuk digunakan dalam serangan bunuh diri terhadap pasukan AS pada jam-jam terakhir evakuasi Kabul.
Menurut Times, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak adalah Ahmadi dan tiga anaknya, Zamir (20), Faisal (16), dan Farzad (10).
Lalu Sepupu Ahmadi, Naser (30), tiga keponakan Ahmadi, Arwin(7), Benyamin, (6), dan Hayat (2).
Serta dua anak perempuan berusia tiga tahun, Malika dan Somaya.
Pada pagi hari tanggal 29 Agustus, Ahmadi meninggalkan rumah keluarganya beberapa kilometer di sebelah barat bandara Kabul sekitar pukul 9 pagi.
Sekitar waktu inilah para pejabat AS memberi tahu Times bahwa mobilnya berada di bawah pengawasan.
Lalu sebuah drone MQ-9 Reaper melacak mobil Corolla Ahmadi saat ia menjalani harinya, mengambil dua penumpang dan laptop dari rumah direktur negara N.E.I. dalam perjalanan ke tempat kerja.
Pentagon mengklaim bahwa kendaraan itu dilacak setelah meninggalkan rumah persembunyian ISIS-K yang diketahui.
Tetapi tidak jelas apakah ini merujuk ke rumah Ahmadi atau salah satu perhentiannya dalam perjalanan untuk bekerja.
Serangan pesawat tak berawak AS yang menurut Pentagon menewaskan pembom bunuh diri Kabul sebenarnya 'membunuh pekerja bantuan dan tujuh anak yang berlari untuk menyambutnya ketika dia tiba di rumah dengan mobil yang video menunjukkan dia mengisi kendi air, bukan bahan peledak'Laporan mengejutkan mengungkapkan serangan pesawat tak berawak yang tampaknya gagal menewaskan pekerja bantuan AfghanistanSerangan 29 Agustus di sebuah rumah di dekat bandara Kabul menewaskan 10 orang, termasuk 7 anak-anakPentagon mengklaim kendaraan itu 'dikenal sebagai ancaman ISIS-K'Tapi sopir Zemari Ahmadi, 43, adalah seorang pekerja bantuan yang mencari suaka di ASVideo pengawasan menunjukkan dia memuat bagasi dengan kendi air, bukan bahan peledakSaksi mata mengatakan dia menghabiskan hari menjalankan tugas normal untuk kelompok bantuan yang berbasis di ASPentagon mengklaim gerakannya mencurigakan dan mengikatnya dengan ISIS-KDoD memberi tahu DailyMail.com: 'Kami masih percaya bahwa itu mencegah ancaman yang akan segera terjadi'