Penulis
Intisari-Online.com - Hubungan Amerika Serikat dan China tidakpernah menentu.
Terkadang ada konflik antaraAmerika Serikat dan China. Namun terkadang kedua negara bisa sangat bersahabat.
Kini muncul masalah di antara dua negara adidaya tersebut.
Di mana Taliban mengatakan bahwa China adalah'mitra paling penting' bagi Taliban.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Bahkan kelompok yang kini menguasai Afghanistan itu sangat bergantung pada China. Terutama pada keuangan dari China.
"China adalah mitra kami yang paling penting dan merupakan peluang fundamental dan luar biasa bagi kami," kataZabihullah Mujahidseperti dilansir dariexpress.co.ukpada Sabtu (4/9/2021).
Zabihullah Mujahid percaya diri bahwa hubungan mereka dengan China akan membuka peluangAfghanistan ke pasar global.
Tentu saja Afghanistan yang berada di bawah kendali Taliban.
"China siap untuk berinvestasi dan merekonstruksi negara kami."
Hubungan akrab antara kedua negara itu mungkin mengusik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Dilansir daribbc.com pada Jumat (10/9/2021), Presiden Biden telah berbicara denganPresiden China Xi Jinpingpada hari Kamis kemarin.
Gedung Putih mengatakandua pimpinan negara itumemiliki diskusi yang luas dan strategis di mana mereka membahas bidang-bidang di mana kepentingan kita bertemu.
Itu adalah panggilan pertama mereka dalam tujuh bulan terakhir.
Serta panggilan keduadi antara mereka sejak Presiden Biden menjabat.
Hubungan AS-China sempat memanas terkaitisu-isu seperti perdagangan, spionase, dan pandemi.
"Diskusi ini, seperti yang dijelaskan oleh Presiden Biden, adalah bagian dari upaya berkelanjutan AS untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara AS dan RRC," tambah Pernyataan Gedung Putih.
"Kedua pemimpin membahas tanggung jawab kedua negara untuk memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik."
Awal tahun ini, pembicaraan tingkat tinggi antara pemerintahan Biden dan China penuh dengan ketegangan.
Para pejabat China menuduh AS menghasut negara-negara untuk menyerang China.
Sementara AS mengatakan China telah "datang dengan niat untuk sok".
Ada beberapa masalah utama yang dipermasalahkan oleh dua negara.
Pertama,AS menuduh China melakukan genosida terhadap penduduk Uighur di provinsi Xinjiang.
Kedua, soal perdagangan yang dimulai pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump.
AS telah mengenakan tarif lebih dari 360 miliar Dollar AS barang-barang China, dan China telah membalas dengan tarif lebih dari 110 milianDollar AS produk AS.
Terakhir soalketegangan di Afghanistan.
Awal pekan ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengecam penarikan AS di Afghanistan, dengan mengatakan pasukan mereka telah menghancurkan negara itu.
Serta menuduh AS telah menimbulkan kerusakan serius pada rakyat Afghanistan.