Penulis
Intisari-Online.com -Tak hanya di Indonesia, produk mi instan Indomie juga menyebar luas dan populer sampai mancanegara.
Baru-baru ini, sebuah media asal Amerika Serikat, History, mengunggah ulasan mengenai produk Indomie di laman Facebook resmi-nya.
Dalam unggahan itu, History mempublikasi tentang sejarah singkat kemunculan Indomie berikut pemilik dan peracik produk mi instan tersebut, yaitu Nunuk Nuraini.
History menulis, "Indomie sudah menjadi produk identik mie instan asal Indonesia. Meskipun merek tersebut sekarang menawarkan berbagai macam rasa, namun varian Mi Goreng tetap menjadi yang terlaris."
Baca Juga: Berita Duka, Sosok Legendaris Peracik Bumbu Indomie Nunuk Nuraini Meninggal Dunia
Unggahan ini pun lantas dibanjiri oleh komentar positif dari warganet di sejumlah negara.
Misalnya salah satu pengguna Facebook asal Kanada ini.
Ia mengaku bahwa Indomie adalah produk mi instan favorit yang mengingatkan dirinya saat berada di Brunei.
Akun Tess Guioguio menulis, "Indomie adalah makanan favorit kami di Kanada yang mengingatkan saya dengan Brunei."
Tak hanya itu saja, Indomie rupanya juga menjadi barang berharga hingga dijadikan alat transaksi.
Dalam situs Indomie disebutkan, produk ini telah hadir di 80 negara di dunia, seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Asia, Eropa, Timur Tengah bahkan hingga Afrika.
Mengutip detikcom (2 Juni 2017), Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Thomas Tjhie menyebut, salah satu penjualan Indomie terbesar ada di Afrika, khususnya di Nigeria yang menguasai pasar hingga 70%.
"Untuk di Afrika paling besar di Nigeria, Indomie di sana menguasai pasar sekitar 70%," tuturnya.
Bahkan, di Nigeria ada organisasi pecinta Indomie yang bernama Indomie Fans Club (IFC).
Posisi Indomie di Afrika akan semakin kuat, yang ditandai oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang resmi mengakuisisi Pinehill Company Ltd.
Bahkan, belakangan muncul berita yang mengejutkan terkait Indomie.
Indomie bahkan jadi alat transaksi seks di Ghana!
Menurut hasil penelitian salah satu pakar gender dan ketenagakerjaan, Bashiratu Kamal yang dipampangkan dalam sebuah dialog nasional yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation, Indomie bahkan disebut menjadi salah satu penyebab tingginya angka kehamilan remaja di Ghana.
Menurut Kamal, tingginya tingkat kemiskinan di Ghana, terutama selama pandemi COVID-19, mendorong gadis-gadis muda di Ghana untuk melakukan hubungan transaksional tersebut demi mendapatkan imbalan berupa uang atau barang.
Barang-barang lainnya yang kerap jadi imbalan selain Indomie adalah pulsa seluler, dan uang elektronik (mobile money).