Penulis
Intisari-Online.com - Setelah tahuAfghanistan jatuh ke tangan Taliban, banyak orang yang mau kabur dari negara itu.
Sebagian besar adalah para wanita dan anak-anak.
Ini karena mereka punya alasan tak mau tinggal di negaranya jikaAfghanistanjatuh ke tangan Taliban.
Banyakinformasi yang mengatakan Taliban anti terhadap wanita dan anak-anak. Bahkan berusaha membunuh mereka.
Kelompok militan itu memperkenalkan atau mendukung hukuman sesuai dengan interpretasi ketat mereka terhadap sistem hukum Islam, hukum Syariah, ketika mereka menguasai Afghanistan antara tahun 1996 dan 2001.
Di mana wanita harus mengenakan burka yang menutupi semua.
Dan Taliban juga tidak menyetujui anak perempuan berusia 10 tahun ke atas pergi ke sekolah.
Mereka juga sering menghukum para wanita, bahkan nekat melakukan pernikahan paksa atau malah memperkosanya.
Kini, setelah Taliban kembali menguasaiAfghanistan, Taliban akan mengatakan kak-hakwanita di Afghanistan akan dihormati.
Semua itu sesuai dalam kerangka hukum Islam.
Dilansir dari bbc.com pada Rabu (18/8/2021), dalam konferensi pers pertama kelompok itu sejak mengambil alih negara pada hari Minggu, Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban mengatakanwanita akan bebas bekerja.
Tetapi dia memberikan sedikit detail tentang aturan dan batasan lainnya.
Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengulangi bahwa semua warga Afghanistan harus hidup "dalam kerangka Islam".
Mujahid juga mendapat beberapa pertanyaan dari media internasional tentang seperti apa hak-hakwanita di bawah pemerintahan Taliban.
"Kami akan mengizinkanwanita untuk bekerja dan belajar dalam kerangka kerja kami," katanya.
"Wanita bisa akan sangat aktif dalam masyarakat kita."
Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya tentang aturan berpakaian dan peran apa yang dapat dimiliki wanita dalam angkatan kerja negara itu.
Sebelumnya pada hari Selasa, Taliban mengumumkan amnesti umum di seluruh Afghanistan dan mengatakan ingin wanita bergabung dengan pemerintahnya.
Analis mengatakan kelompok itu menjalankan kampanye PR yang canggih dalam upaya untuk memenangkan hati dan pikiran warga Afghanistan dan masyarakat internasional.
Pesan dari penguasa baru telah diterima dengan perasaan campur aduk di Afghanistan.
Tapi beberapa wanita masih tidak percaya.
"Saya tidak percaya apa yang mereka katakan," kata seorang wanita di Kabul yang menyaksikan Mujahid berbicara di televisi kepada BBC.
"Itu tipu muslihat dan kami dibujuk keluar untuk dihukum. Saya menolak untuk belajar atau bekerja di bawah hukum mereka," kata yang lain.
"Selama hak saya untuk belajar dan bekerja dilindungi, saya tidak keberatan mengenakan jilbab."
"Saya tinggal di negara Islam dan saya bersedia menerima aturan berpakaian Islami."
"Selama itu bukan burqa karena itu bukan aturan berpakaian Islami," tutup seorang wanita lainnya.