Pasukan Teror dari Lembah Talamut, Temui Keganasan 'Assassin' Ordo Pembunuh Paling Legendaris yang Bikin Sultan Saladin Paranoid

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Musuh Suriah menyebut mereka Hashishim, tetapi mereka sekarang lebih dikenal dengan istilah tentara salib Eropa: Assassin

Intisari-Online.com -Selama akhir abad ke-11, sebuah kelompok Nizari Ismailiyah dibentuk di Persia dan Suriah oleh seorang pria bernama Hassan-i Sabbah.

Ini adalah Assassin yang terkenal merebut banyak benteng gunung dan menimbulkan ancaman bagi otoritas Sunni Seljuk di Persia.

Mungkin yang paling terkenal dari Assassinyaknicara mereka menyingkirkan musuh-musuhnya.

Yakni melalui pembunuhan yang sangat terampil.

Baca Juga: Jadi Titik Awal Berakhirnya Perang Salib, Kejatuhan Konstatinopel oleh Khilafah Utsmaniyah Ternyata Jadi Titik Awal Penjajahan Bangsa Eropa di Nusantara

Meskipun ada banyak cerita tentang Assassin, agak sulit untuk memisahkan fakta dari fiksi.

Menurut sebuah cerita yang didengar di Timur oleh pengelana Italia, Marco Polo, Hassan akan membius pengikutnya dengan ganja, dan membawa mereka ke 'surga.'

Ketika para pengikutnya sadar kembali, Hassan akan mengklaim bahwa dialah satu-satunya yang memiliki sarana untuk memungkinkan mereka kembali ke 'surga'.

Dengan demikian, para pengikutnya benar-benar mengabdi pada Hassan dan melaksanakan semua keinginannya.

Baca Juga: Riwayat Israel Sebelum Jadi Negara: Mulai Jadi Warga Kelas Dua Hingga Diusir dari Yerusalem

Meskipun demikian, ada beberapa masalah dengan cerita ini.

Misalnya, penggunaan hashish mungkin merupakan kisah palsu.

Tampaknya istilah hashish pertama kali digunakan oleh khalifah Fatimiyah al-Amir pada tahun 1122 sebagai referensi penghinaan terhadap Nizaris Suriah.

Alih-alih diartikan secara harfiah yang berarti bahwa orang-orang ini menggunakan ganja, itu lebih dimaknai secara kiasan, dan memiliki arti 'orang buangan' atau 'rakyat jelata'.

Baca Juga: Granat Ini Pernah Dipakai Pada Perang Salib, Isi dan Cara Meledakkannya Unik

Istilah ini diterapkan oleh sejarawan anti-Ismailiyah ke Ismailiyah Suriah dan Persia, dan akhirnya menyebar ke seluruh Eropa melalui tentara salib.

Bahkan reputasi Assassin sebagai pembunuh berdarah dingin dapat dipertanyakan.

Memang ada tokoh yang dibunuh oleh Assassin di siang hari bolong.

Mungkin salah satu korban mereka yang paling terkenal adalah Conrad of Montferrat, Raja Yerusalem pada akhir abad ke-12.

Baca Juga:Hurrem Sultan, Budak yang Jadi 'Mawar Kebahagiaan' Suleiman I Sekaligus Wanita Berbahaya Ottoman

Menurut sejarah, Conrad dibunuh ketika berjalan-jalan di halaman kota Tirus dengan rombongan ksatria yang dikirimkan.

Dua Assassin yang menyamar sebagai biarawan Kristen, berjalan menuju pusat halaman, menikam Conrad dua kali, dan membunuhnya.

Sementara tidak diketahui siapa yang menyewa Aasassin ini, umumnya diklaim bahwa Richard the Lionheart dan Henry of Champagne yang menjadi dalangnya.

Apa yang lebih mengesankan daripada keberanian Assassin dalah penggunaan 'perang psikologis' yang efisien.

Baca Juga: Sadis, Guru Hukum Murid Dengan Diikat di Kayu Salib Sambil Dicambuk

Dengan menanamkan rasa takut ke musuh mereka, mereka berhasil menundukkan musuh mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

Pemimpin Muslim yang hebat, Saladin Al Ayubi, misalnya, selamat dari dua upaya pembunuhan Assassin.

Namun inijustru membuatnya paranoid.

Menurut satu cerita, suatu malam saat penaklukannya atas Masyaf, di Suriah, Saladin terbangun dan menemukan sosok orang yang meninggalkan tendanya.

Baca Juga: Jarang Diketahui, dari Simbol Salib hingga Daun Semanggi, Inilah Fakta Biskuit Legendaris Oreo

Di samping tempat tidurnya terdapat jejak yang ditinggalkan Assassin dan catatan yang disematkan oleh belati beracun.

Menurut catatan itu, dia akan dibunuh jika dia tidak mundur.

Tak perlu dikatakan, Saladin memutuskan untuk menyelesaikan gencatan senjata dengan Assassin.

Terlepas dari ketenaran dan keterampilan Assasins, mereka dihancurkan oleh orang-orang Mongol yang menyerang Khwarizm.

Pada tahun 1256, kubu Assassin jatuh ke tangan bangsa Mongol.

Meskipun Assassin berhasil merebut kembali dan menahan Alamut selama beberapa bulan pada 1275, mereka akhirnya dihancurkan kembali.

Baca Juga: Joachim Peiper, Pembantai Pasukan Sekutu yang Setelah Diadili Justru Lolos dari Hukuman Mati

(*)

Artikel Terkait