Find Us On Social Media :

Kisah Jaka Tingkir, Pendiri Kerajaan Pajang yang Punya 40 Pasukan Buaya hingga Penumpasan Arya Penangsang yang Menjadikannya Sultan Demak pada 1568

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 8 Agustus 2021 | 13:54 WIB

(Ilustrasi) Jaka Tingkir dan Pasukan Buayanya

Artinya, kira-kira:

mengalirlah segera sang rakit didorong buaya empat puluh penjaganya

di depan juga di belakang

tak lupa di kanan kiri

sang rakit pun berjalan pelan.

Konon, itu hanyalah mitos. Dan, konon itu juga perlambang bahwa perjuangan Jaka Tingkir didukung oleh 40 penguasa atau ada juga yang menyebutkan sebagai 40 perompak sungai (disimbolkan buaya).

Untuk menarik perhatian warga Demak, Jaka Tingkir memasukkan binatang ke telinga seekor kerbau.

Baca Juga: Kerajaan Inggris Tidak Memperbolehkan Poligami, Tapi Raja Satu Ini Berhasil Miliki 6 Istri dan Beberapa Gundik, Sayang Nasib Wanita-wanitanya Tidak Seindah Bayangan Kita

Lalu kerbau itu mengamuk di Demak, dan hanya Jaka Tingkir juga yang bisa menaklukkan kerbau bernama Kebondanu itu.

Sekali tempeleng, kerbau itu jatuh.

Jaka Tingkir kemudian mulai meniti karier di ranah politik kerajaan Demak, hingga akhirnya bisa mendirikan kerajaan Pajang dan menjadi raja bergelar Sultan Hadiwijaya.

Sejarah Runtuhnya Kerajaan Demak dan Kemelut Perebutan Kekuasaan Arya Penangsang dengan Jaka Tingkir

Dalam sejarah Indonesia Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak dikenal sebagai kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa.

Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Duh, Sempat Dikirim ke Laut China Selatan, Mendadak Kapal Induk Termahal di Dunia Ini Dihantam Wabah Covid-19, Kini Sedang Berada di Lokasi Dekat Indonesia Ini