Penulis
Intisari-Online.com - Indonesia masih menjadi sorotan terkait lonjakan kasus virus corona (Covid-19).
Bahkan lonjakan kasus virus corona di Indonesia malah semakin menjadi-jadi.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan bahwa ada tambahan30.738 kasus baru Covid-19 pada Minggu (1/8/2021).
Dengan data itu, makajumlah kasus Covid-19 di Tanah Air mencapai 3.440.396 kasus.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan total vaksinasi Covid-19 yang sudah dilakukan di Indonesia baru mencapai 24,49 persen, pada Minggu, 1 Agustus 2021.
"Indonesia telah menyuntikan lebih dari 67 juta dosis vaksin Covid-19, tepatnya 67.761.337 dosis atau sekitar 24,49 persen dari total populasi Indonesia," kata Retno dalam konferensi pers daring penerimaan Vaksin Moderna dari Amerika Serikat, Minggu, 1 Agustus 2021.
Sementara itu, sekarang parailmuwan Inggris meyakini bahwa suatu hari akan muncul varian virus corona yang bisa mengalahkan vaksin yang ada saat ini.
Berdasarkan analisis oleh akademisi Inggris, yang diterbitkan kelompok penasihat ilmiah resmi Pemerintah Inggris, mengatakan bahwa hal itu hampir pasti akan terjadi.
Mereka meyakini bahwa akan muncul varian virus SARS-CoV-2 yang akan mengakibatkan kegagalan vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
Dilansir dari CNN, Minggu (1/8/2021), dalam analisis yang belum ditinjau sejawat ini, studi tersebut masih cukup awal dan bersifat teoritis terkait varian virus corona yang disebutkan tersebut.
Dokumen seperti itu dirilis, sebagai publikasi pra-cetak yang telah memberikan bukti cepat kepada pemerintah selama keadaan darurat.
Makalah studi tertanggal 26 Juli 2021 ini telah diterbitkan pemerintah Inggris, pada Jumat (30/7/2021).
Dalam makalah tersebut, para ilmuwan menulis bahwa karena pemberantasan virus 'tidak mungkin', namun mereka memiliki keyakinan tinggi bahwa varian virus corona akan terus muncul.
Mereka mengatakan 'hampir pasti' bahwa akan ada akumulasi variasi antigen secara bertahap atau terputus-putus yang pada akhirnya mengarah pada kegagalan vaksin Covid-19 saat ini.
Para ilmuwan ini pun merekomendasikan agar pihak berwenang terus berupaya mengurangi penularan virus corona penyebab Covid-19, sebanyak mungkin.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kemungkinan munculnya varian baru virus corona yang resistan atau kebal terhadap vaksin.
Selain upaya mengurangi risiko munculnya varian virus corona yang baru, para ilmuwan juga merekomendasikan agar penelitian saat ini didorong untuk lebih fokus pada pengembangan vaksin baru yang tidak hanya mencegah masuk rumah sakit dan penyakit.
Akan tetapi, vaksin baru juga harus dapat menginduksi tingkat kekebalan mukosa yang tinggi dan tahan lama.
Menurut ilmuwan Inggris, tujuannya, seharusnya untuk mengurangi infeksi dan penularan dari individu yang divaksinasi.
Tak hanya itu, vaksin baru ini juga untuk mengurangi kemungkinan seleksi varian pada individu yang divaksinasi.
Saat ini, penelitian sudah dilakukan di beberapa perusahaan yang membuat vaksin Covid-19 untuk mengatasi varian baru.
Pandangan tersebut diungkapkan dalam sebuah makalah dari sekelompok akademisi tentang skenario untuk evolusi jangka panjang SARS-CoV-2.
Makalah ini dibahas dan diterbitkan oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) Inggris.
Dalam studi itu, mereka melaporkan bahwa beberapa varian yang telah muncul selama beberapa bulan terakhir, menunjukkan kerentanan yang berkurang terhadap kekebalan yang didapat dari vaksin, meskipun tampaknya tidak ada yang lolos sepenuhnya.
Akan tetapi mereka mengingatkan bahwa varian virus corona ini muncul sebelum vaksinasi tersebar luas.
Bahkan, dengan semakin meluasnya vaksin, keuntungan penularan yang diperoleh oleh virus yang dapat menghindari kekebalan yang didapat dari vaksin akan meningkat.
Kondisi ini adalah masalah yang telah diperingatkan oleh komunitas ilmuwan, SAGE Inggris, sebelumnya.
Dalam pertemuan singkat pada 7 Juli lalu, para ilmuwan SAGE menulis bahwa kombinasi prevalensi tinggi dan tingkat vaksinasi yang tinggi menciptakan kondisi di mana varian pelarian kekebalan kemungkinan besar muncul.
Dikatakan pada saat itu, kemungkinan terjadinya ini tidak diketahui, tetapi varian virus corona seperti itu akan menghadirkan risiko yang signifikan baik di Inggris maupun dunia.
(*)