Penulis
Intisari-Online.com - DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus virus corona tertinggi di Indonesia.
Karena jadikasus virus corona tertinggi di Indonesia,rumah sakit di Jakarta penuh sesak dan tidak bisa lagi menampung pasien Covid-19.
Dan itu tidak hanya terjadi di Jakarta saja.
Akibatnyabeberapa pasien terpaksa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing.
Dilansir dari kompas.com pada Senin (2/8/2021),hal ini membuat banyak dari pasien yang isoman di rumah meninggal dunia.
Data yang dihimpun koalisi warga LaporCovid-19 hingga 22 Juli 2021, sebanyak 2.313 pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Ini merupakan data nasional.
Akan tetapiangka kematian isolasi mandiri di DKI Jakarta berjumlah 1.214.
Itu adalah data tertinggi di Indonesia.
Beberapa penyebab tingginyaangka kematian isolasi mandiri antara laintak adanya dokter atau tenaga kesehatan yang memantau kondisi pasien.
Ada juga karenakurangnya ketersediaan oksigen dan obat-obatan,.
Di tengah warga yang berduka, muncul berita dariAnggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Disebutkan bahwa anggota DPR yang terinfeksi Covid-19 dengan status tanpa gejala dan bergejala ringan kini dapat menjalani isolasi mandiri (isoman) di hotel.
Bahkan biaya fasilitas isolasi di Jakarta itupun ditanggung negara.
Hal itu diketahui dari surat Sekretariat Jenderal DPR tanggal 26 Juli 2021.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (29/7/2021), surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR telah bekerja sama dengan dua hotel di Jakarta untuk dijadikan tempat isoman bagi para anggota dewan.
Paket isoman itu sendiri disediakan selama tujuh hari atau hingga para anggota DPR dinyatakan negatif Covid-19.
Hebatnya lagi, selama menjalani isolasi, anggota DPR akan menerima sejumlah fasilitas yang lengkap.
Misalnya dari makan tiga kali sehari, penatu tiga potong pakaian per hari, serta WiFi dan parkir gratis.
Itu belum selesai. Mereka punmendapat konsultasi dokter via telepon setiap hari.
Ada jugakunjungan dokter atau perawat sebanyak dua hingga tiga kali, vitamin, serta satu kali tes PCR pada hari ketujuh.
Selain anggota dewan, fasilitas isoman yang itu juga dapat digunakan oleh aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga ahli di lingkungan DPR.
Tak ayal fasiltas untuk anggota DPR itu mendapat kritik tajam.
Salah satunya dariForum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus.
Menurutnya mengatakan, fasilitas isoman bagi anggota dewan menunjukkan bahwa mereka tidak merakyat.