Para pemuda berunding lagi, kemudian memutuskan untuk membawa pergi Soekarno dan Hatta agar rapat PPKI gagal dan hanya Soekarno dan Hatta yang dianggap layak menyatakan kemerdekaan.
Chaerul Saleh, Moewardi, Soekarni, Joeseof Koento, dll. pada pukul 04.00 Kamis, 16 Agustus 1945, membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Para pemuda yang ditulangpunggungi prajurit PETA bentukan Jepang itu lebih suka menyebut operasi mereka operasi militer, bukan penculikan.
Soekarno ditemani Fatmawati dan Guntur yang pada waktu itu berusia sembilan bulan.
Mereka ditempatkan di asrama PETA Rengasdenglok.
Di hadapan para prajurit muda yang garang itu Soekarno dan Hatta bergeming pada pendiriannya, tidak mau memproklamasikan kemerdekaan.
Baca juga: Bendera Merah Putih Tidak Tercipta Saat Proklamasi, Ini Fakta Sebenarnya!
Sementara itu di Djakarta, para pemuda menggalang kekuatan bersenjata dan pasukan cadangan untuk menyerbu pos-pos Jepang.
Tapi rencana itu mendapat tentangan juga dari sesama pemuda.
Moewardi misalnya, yakin bahwa pasukan PETA tidak mungkin bisa mengalahkan pasukan Jepang di Djakarta karena kalah dalam jumlah.
Latief Hendraningrat membatalkan niat menyerbu.
Demikian pula Kasman Singodimedjo.