Find Us On Social Media :

Peristiwa Rengasdengklok, Saat Jenderal Terautji Turut Berucap: 'Terserah kepada Tuan-tuan Kapan Indonesia Akan Merdeka'

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 30 Juli 2021 | 07:30 WIB

Peristiwa Rengasdengklok

Intisari-Online.com - Rengasdengklok hampir saja jadi pusat pemerintahan Indonesia Merdeka jika skenario perebutan kekuasaan dari Jepang yang direncanakan para pemuda pada tahun 1945 berjalan mulus.

Tetapi karena Bung Kamo dan Bung Hatta "dilarikan"  ke kota kecil ini pula, hari keramat jatuh pada tanggal 17 bukan 16 Agustus.

Nama Rengasdengklok selalu muncul mengisi halaman media massa pada saat menjelang peringatan ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI.

Soalnya, sehari menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta "dilarikan" ke kota kecil yang letaknya 20 km sebelah utara Karawang, Jawa Barat, ini.

Baca Juga: 'Kalau Tak Percaya, Gorok Leher Saya' Ujar Bung Karno pada Malam Jelang Proklamasi Kemerdekaan, 'Ketegangan' Ini Pemicunya

Sudah banyak versi yang mengungkapkan, bagaimana kisah dua tokoh proklamator tersebut selama dalam perjalanan sampai berada di tangsi Peta (Pembela Tanah Air) Rengasdengklok dan akhirnya kembali lagi ke Jakarta.

Tetapi dari sedikit catatan tentang peristiwa itu, ternyata almarhum Bung Hatta sebagai salah seorang pelakunya pernah menulis Peristiwa Rengasdengklok.

Bung Hatta juga pernah berkunjung ke kota kecil ini pada tahun 1973 bersama dengan Brigjen Nugroho Notosusanto yang saat itu menjabat kepala Pusat Sejarah ABRI.

Tidak banyak diketahui umum hasil pembicaraan dalam rekonstruksi sejarah proklamasi kemerdekaan RI dengan kota kecil ini karena pembicaraan dilakukan di deruang tertutup.

Namun jauh sebelumnya, Bung Hatta pernah menuangkan pengalamannya dalam Mimbar Indonesia 17 Agustus 1951 no. 32/33, menanggapi buku Sedjarah Peidjuangan Indonesia yang kemudian dijadikan salah satu lampiran buku Documents Historica yang disusun Osman Raliby.

Baca Juga: Yang Dilakukan Para Pemuda Terhadap Soekarno-Hatta adalah Operasi militer, Bukan Penculikan