Dikelilingi Negara-negara Dengan Lonjakan Kasus Covid-19 Parah, Negara Tetangga Indonesia Ini Malah Hidup Tenang Tanpa Ada Laporan Kasus Covid-19 Komunias Selama 442 Hari

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi Covid-19

Intisari-online.com - Belakangan ini Asia Tenggara khususnya Indonesia memang menjadi sorotan utama di dunia.

Indonesia menjadi negara yang disorot dunia karena lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi.

Kawan Asia Tenggara pun demikian, seperti, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Thailand pun mencatatkan hal yang sama.

Di saat negara-negara tersebut memiliki lonjakan kasus Covid-19 tinggi di dunia, negara kecil ini justru bebas dari Covid-19.

Baca Juga: Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Jadi Tertinggi di Dunia, Mulai Hari ini Pemprov DKI Jakarta Operasikan Mesin Kremasi di TPUTegal Alur

Negara tersebut adalah Brunei Darussalam, yang mencatatkan lebih dari setahun tanpa infeksi komunitas, dan menarik perhatian dunia baru-baru ini.

Ketika Indonesia menjadi episentrum epidemi di Asia dengan blokade nasional hingga 25 Juli, media negara fokus pada negara kecil yang terletak tidak jauh di pulau Kalimantan.

Media Indonesia membagikan strategi anti-epidemi Brunei, termasuk pembatasan perjalanan, isolasi,

Pengujian Covid-19, pelacakan kasus yang dicurigai, dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan pencegahan epidemi.

Baca Juga: Indonesia Jangan Sampai Kebobolan Lagi, Hati-Hati Penyakit Misterius yang Menyebar di India Ini Kini Sudah Mulau Menyebar 5 Negara Ini Jadi Korbannya

Brunei adalah negara Asia Tenggara dengan populasikecil dengan hanya lebih dari 440.000 orang.

Adelia Pasha, warga negara Indonesia, mengungkapkan keterkejutannya saat melihat video yang memperlihatkan masyarakat Brunei bisa dengan nyaman berkumpul dan beribadah tanpa harus memakai masker.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Forum Asia Timur, William Case, seorang profesor politik dari Universitas Nottingham di Malaysia.

Menyoroti konsensus rakyat dengan program pemerintah dan kesejahteraan Brunei sebagai faktor kunci yang membantu negara ini berhasil memerangi epidemi.

"Orang-orang Brunei sangat beruntung. Mereka tidak harus memakai masker di tempat umum. Pertemuan massal juga diperbolehkan," kata Susi, warga negara Indonesia yang telah tinggal di Brunei selama lebih dari 10 tahun.

Beberapa netizen asing percaya bahwa Brunei memiliki populasi kecil, dan itulah salah satu alasan utama mengapa negara itu mampu mengendalikan penyakit ini sejak lama.

Banyak netizen yang menghimbau kepada masyarakat Brunei untuk tetap waspada, tetap aman dan berdoa untuk perang melawan epidemi Covid-19 di negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia, serta perang global melawan epidemi.

Baca Juga: ‘Long Covid’ Banyak Diderita Pasien Covid-19 Pasca Dinyatakan Negatif dan Sembuh, Begini Gejala-gejala Minggu Pertama yang Bisa Indikasikan Risiko Jangka Panjang

Hingga 22 Juli, Brunei mencatat total 311 infeksi Covid-19 dan 3 kematian.

Infeksi komunitas terakhir di Brunei tercatat 442 hari yang lalu, pada 6 Mei 2020.

Infeksi baru-baru ini di Brunei adalah semua orang asing yang masuk dari Indonesia dan Singapura, menurut informasi resmi yang diposting di situs web Kementerian Kesehatan Brunei.

Pada 21 Juli, 25,7% populasi Brunei telah divaksinasi dengan setidaknya satu dosis, sementara 4,7% populasi sepenuhnya divaksinasi dengan dua dosis vaksin Covid-19.

Artikel Terkait