Penulis
Intisari-Online.com – Orang se-Indonesia mungkin tidak menyadari, ada golongan darah tertentu yang sangat rentan terpapar penyakit berat, dari Covid-19 hingga penyakit jantung.
Setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda dengan orang lain, bahkan dalam satu pohon keluarga.
Sistem ABO yang dikembangkan oleh Dr. Karl Landsteiner menjadi metode paling terkenal untuk mengklasifikasikan golongan darah.
Seperti melansir dari Medical News Today, golongan darah manusia ditentukan oleh jenis protein yang ditemukan pada sel darah merah yang disebut antigen.
Golongan darah bisa diklasifikasikan tergantung pada jenis antigen yang dimilikinya, berikut adalah klasifikasinya:
- Golongan darah A: darah yang mengandung antigen A
- Golongan darah B: darah yang mengandung antigen B
- Golongan darah AB: darah yang mengandung antigen A dan B
- Golongan darah O: darah yang tidak mengandung antigen A atau B
Dalam pembasahan golongan darah, Anda mungkin pernah juga mendengar tentang golongan darah yang disebut sebagai "positif" atau "negatif".
Bagian golongan darah ini ditentukan berdasarkan adanya antigen lain yang disebut faktor Rhesus (Rh).
Orang dengan golongan darah positif (Rh+) memiliki antigen pada permukaan sel darah merahnya.
Sementara, orang dengan golongan darah negatif (Rh-) tidak ditemukan hal demikian.
Merangkum WebMD, ada bukti bahwa beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada orang dengan golongan darah tertentu.
Tapi, hasil dari banyak penelitian yang meneliti hubungan antara penyakit autoimun dan golongan darah tidak konsisten, sering kali karena ukuran sampel yang kecil.
Golongan darah yang rentan terinfeksi Covid-19
Menurut riset terbaru, golongan darah tidak ada hubungannya dengan risiko tertular Covid-19 yang parah.
Namun, pada awal pandemi, WebMD melaporkan bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap Covid-19.
Sementara, mereka yang memiliki golongan darah O lebih kebal terhadap infeksi.
Tetapi, tinjauan terhadap hampir 108.000 pasien di jaringan kesehatan tiga negara bagian, tidak menemukan hubungan sama sekali antara golongan darah dan risiko Covid-19.
Laporan awal dari China menunjukkan bahwa golongan darah dapat mempengaruhi risiko Covid-19, kemudian penelitian dari Italia dan Spanyol pun mendukung hal tersebut.
Sementara, penelitian lain dari Denmark dan Amerika Serita memberikan hasil yang beragam dan bertentangan.
Golongan darah tidak memainkan peran penting dalam risiko siapa pun tertular Covid, para peneliti melaporkan 5 April di JAMA Network Open.
Dr. Aaron Glatt, ketua departemen kedokteran dan ahli epidemiologi rumah sakit di Mount Sinai South Nassau di Oceanside, NY, mengatakan bahwa temuan dari penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi ‘mengapa’ yang tidak sama dengan ‘sebab-akibat’.
Dengan kata lain, mengapa menunjukkan bahwa dua hal terkait secara statistik tidak sama dengan membuktikan bahwa yang satu menyebabkan yang lain.
Golongan darah yang berisiko alami penyakit jantung
Hasil sebuah riset menunjukkan bahwa golongan darah seseorang dapat mempengaruhi risiko penyakit jantung.
Dalam sebuah penelitian menunjukkan, orang dengan golongan darah A, B, dan AB memiliki risiko terkena penyakit jantung daripada orang dengan golongan darah O.
Lu Qi, asisten profesor di Departemen Nutrisi di Harvard School of Public Health di Boston, dan rekan-rekannya melaporkan temua mereka dalam makalah yang diterbitkan di salah satu jurnal American Heart Association.
Para peneliti menganalisis data dari dua penelitian besar terhadap orang dewasa setidaknya selama 20 tahun dan menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah AB memiliki 23 persen peningkatan risiko penyakit jantung.
Mereka yang bertipe B memiliki peningkatan risiko 11 persen dan mereka yang bertipe A memiliki peningkatan risiko 5 persen, dibandingkan dengan orang dengan tipe O.
Namun, para peneliti belum mengetahui alasan golongan darah mempengaruhi risiko penyakit jantung, tetapi bukti dari penelitian lain memberikan petunjuk.
Golongan darah A terkait dengan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol "jahat" penyumbat arteri yang lebih tinggi.
Golongan darah AB terkait dengan peradangan, yang dapat memengaruhi cara kerja pembuluh darah.
Sementara itu, orang dengan golongan darah O memiliki tingkat senyawa tertentu yang memiliki efek menguntungkan pada aliran darah dan pembekuan.
Para peneliti menekankan bahwa hal ini tidak sesederhana yang dibayangkan, sebab golongan darah sangat rumit dan ada banyak faktor yang berperan.
Untuk penelitian ini, tim memeriksa data yang mencakup hampir 90.000 peserta berusia 30 hingga 75 tahun yang diikuti selama 20 tahun lebih dalam dua penelitian besar Amerika yang terkenal, yakni Nurses' Health Study (62.073 wanita) dan Health Professionals Follow- Up Study (27.428 orang dewasa).
Proporsi pria dan wanita dalam penelitian dengan berbagai golongan darah adalah sama, tetapi sebagian besar pesertanya berasal dari etnis Kaukasia sehingga tidak bisa disamakan dengan etnis lain.
Meskipun orang tidak dapat mengubah golongan darah mereka, ada beberapa hal yang dapat mereka lakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Para peneliti menyarankan seseorang untuk mengetahui golongan darahnya dan juga memantau kadar kolesterol dan tekanan darahnya.
Mereka juga menyarankan untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan dengan benar, berolahraga, dan tidak merokok.
Golongan darah tertentu tingkatkan risiko penyakit diabetes
Sementara itu, mengenai hubungan antara golongan darah dengan penyakit diabetes, beberapa penelitian berikut mencoba menerkanya.
Baca Juga: Ingat Pemilik Golongan Darah O Tidak Disarankan Makan Terong, Ternyata Ini yang Jadi Alasannya!
- Penelitian pada 2020 yang diterbitkan dalam International Journal of Chronic Diseases, menemukan bahwa dalam kelompok masyarakat yang terdiri dari 424 orang, golongan darah O dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, sedangkan golongan darah B dikaitkan dengan peningkatan risiko.
- Penelitian pada 2020 lainnya yang diterbitkan dalam Journal Public Health Genomics, meneliti 750 partisipan dan menemukan bahwa risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada pemilik golongan darah A daripada yang memiliki golongan darah lainnya.
- Lalu dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Hematology and Blood Disorders pada 2017 dari Pakistan, para peneliti menemukan hasil yang serupa. Para ahli menemukan bahwa dalam 2.258 mahasiswa, kelompok partisipan dengan golongan darah B lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes dibandingkan dengan pemilik golongan darah lainnya.
- Penelitian dalam Journal Diabetologia pada Maret 2015, menunjukkan bahwa dari 82.104 wanita, partisipan dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah untuk diabetes tipe 2.
- Sementara, pemilik golongan darah A dan golongan darah B terbukti mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit diabetes.
Namun perlu diingat, bahwa secara keseluruhan, data mengenai golongan darah dan hubungannya dengan diabetes ini masih sangat bertentangan dan memerlukan pelelitian lebih lanjut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari