Penulis
Intisari-Online.com - Sama seperti di negara India dan Indonesia, krisis Covid-19 di Thailand juga begitu besar.
Akibat krisisCovid-19 di Thailand itu,terminal di Bandara Suvarnabhumi diubah menjadi rumah sakit lapangan khusus penanganan Covid-19.
Hal itu dilakukan agar tidakmembebani sistem kesehatan masyarakat.
Walau menjadi rumah sakit Covid-19, fasilitas di bandara akan dilengkap denganuni perawatan insentif.
Sertaruang medis dan dukungan untuk pasien dengan gejala ringan hingga sedang.
Satgas Covid-19 Thailand melaporkan kasus kematian akibat krisis Covid-19 di Thailand semakin berlipat ganda.
Dan virus corona varian Deltadiprediksi jadi paling dominan.
Hampir mirip dengan Indonesia, pemerintah Thailand juga tidak melakukan lockdown. Namun melakukan penuturan sejumlah lokasi di Bangkok.
Hanya saja di tengah paniknya warga Thailand atas krisis Covid-19 dan penutupan sejumlah lokasi, sebuah dokumen bocor.
Dilansir darireuters.com pada Sabtu (10/7/2021), dokumen yang bocor itu berasal darikementerian kesehatan dan itu dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksin Sinovac Biotech (SVA.O).
Memo internal yang memuat berbagai opini itu diberitakan media lokal dan dibagikan secara luas di media sosial.
Dan itu dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul sebagai asli.
Dalam dokumen itu ada beberapa komentar termasuk dari seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang merekomendasikan pihak berwenang untuk memberikan suntikan vaksin Pfizer-BioNTech (PFE.N), (22UAy.DE) kepada petugas kesehatan garis depan.
Ini karena mereka mengakui vaksin Sinovac tidak efektif.
Diketahui Thailand telah memberikan vaksin Sinovac kepada sebagian besar petugas kesehatan dan studi dunia nyata menunjukkan dua dosis 95% efektif dalam mengurangi kematian dan gejala parah.
Studi menunjukkan bahwa 71% hingga 91% efektif dalam menghentikan infeksi dengan varian Alpha.
Namun setelahdokumeni itu bocor, maka banyak seruan muncul daripakar kesehatan terkemuka Thailand.
Termasuk pejabat tinggi dewan medis, untuk memberikan suntikan penguat Pfizer-BioNTech kepada petugas kesehatan.
Bahkan tagar "Berikan Pfizer kepada tenaga medis" menjadi tren di Twitter Thailand dengan lebih dari 624.000 tweet pada hari Senin.
Pejabat senior kesehatan Opas Karnkawinpong mengatakan kepada wartawan bahwa dokumen itu tidak nyata..
Tapi Anutin mengatakan komentar pada suntikan booster itu "hanya pendapat" dan ada panel ahli untuk menetapkan kebijakan vaksin.
Akan tetapi pakar Thailand telah mendesak pemerintah untuk menggunakan berbagai jenis vaksin virus corona yang lebih baik untuk melindungiwarganya.
Misalnya vaksinAstraZeneca (AZN.L) dan vaksin mRNA Moderna (MRNA.O).