Penulis
Intisari-Online.com - Lonjakan kasus virus corona di Indonesia membuat rumah sakit terancam kolaps.
Rata-ratatempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan sudah melampaui 70% di87 kabupaten/kota.
Bahkan ada beberapa rumah sakit yang telah mencapai 100% karena lonjakan kasus virus corona di Indonesia.
Sebagai contoh kapasitas BOR diRumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat sudah mencapai 90%.
Di Bogor, BOR tempat tidur isolasi 77,6 persen dan ICU 83 persen.
Lalu Depok BOR tempat tidur isolasi 86,3 persen dan ICU 93,36 persen.
Sementara di Tangerang Selatan, BOR tempat tidur isolasi 76 persen dan ICU 92 persen.
Bahkanbed occupancy rate tempat tidur ICU di Tangerang sudah mencapai 100 persen.
Terakhir di Bekasi, BOR tempat tidur isolasi 86 persen dan ICU 66,8 persen.
Lalu amankah jika kitamelakukan isolasi mandiri di rumah?
Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, isolasi mandiri untuk saat ini harus sangat berhati-hati.
Karena realitanya sangat sulitmendapatkan isolasi mandiri yang berkualitas.
Apalagi bagi mereka yang memiliki gejala berat.
Kasus rumah sakit terancam kolaps juga pernah terjadi di India ketika gelombang kedua pandemi Covid-19 menghantam negara itu.
Hanya dalam dua minggu, sekitar 2 juta orang dikonfirmasi terinfeksi virus corona.
Hal ini lantas membuat rumah sakit dan layanan kesehatan di India nyaris kolaps
Di rumah sakit, para dokter terpaksa memulangkan pasien-pasien karena sudah tidak ada tempat tidur.
Akibatnya beberapa pasien meninggal dunia di rumah.
Di rumah sakit, ada banyak pasien Covid terbaring telentang dengan masker oksigen di wajahnya.
Orang-orang dirawat di jalanan rumah sakit dan tabung oksigen dipasang di luar rumah sakit saat rumah sakit sudah penuh.
"Inibegitu mengerikan.Secara fisik, mental dan emosional," kata Atul Gogia, seorang dokter di New Delhi.
"Semuanya penuh, kami terlalu tertekan, staf tertular penyakit. Kami tidak punya tempat di ruang gawat darurat."
Saswati Sinha, seorang dokter perawatan intensif di Kolkata, berkata: "Kami sudah kewalahan."
"Semua bangsal kami dan tempat tidur perawatan kritis kami sudah penuh."
Ada suatu kejadian ketika seorang pria harus terusmenggenggam tangan istrinya.
Dia bingung kemana harus membawa istrinya karena rumah sakit penuh.
"Kemana kita akan membawanya?" tanya seorang anggota keluarga dengan marah.
“Apa yang dapat kami lakukan jika tidak ada tempat,” jawab seorang perawat.
Seperti itulahkondisi terkini krisisCovid-19 di India beberapa waktu lalu.