Penulis
Intisari-Online.com- Penularan virus corona masih terjadi di Indonesia meski pandemi sudah berjalan lebih dari setahun.
Hal ini terlihat dari terus bertambahnya kasus Covid-19.
Belakangan, penambahan kasus virus corona cenderung meningkat.
Peningkatan ini merupakan dampak dari melonjaknya mobitas penduduk saat masa libur Lebaran.
Baca Juga: Baru Saja Kasus Covid-19 Turun Drastis, India Sudah Longgarkan Pembatasan dan Buka Mal
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, ditemukan varian virus corona asal India B.1.617 pada lonjakan kasus yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah.
"Itu sudah kita teliti, hasilnya baru keluar sekitar 2 hari yang lalu bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India," kata Budi dalam seminar daring yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jawa Tengah, Minggu (13/6/2021).
Dijelaskan Budi, intensitas pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 diketahui mulai meningkat sejak 18 Mei 2021 atau beberapa hari usai lebaran.
"Biasanya satu dan maksimal dua jenazah, namun sejak tanggal 18 mulai 4 jenazah dan berturut turut hingga empat hari," ungkap Budi.
Menurut Budi, pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 lebih dari satu tidak bisa langsung ditangani serentak akibat keterbatasan jumlah petugas pemakaman BPBD Kudus.
Terlebih lagi dengan melonjaknya jumlah kematian yang memicu "waiting list" atau antrian pemakaman setiap jenazah.
"Jadi waiting list, karena setiap pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 butuh waktu satu jam. Sedangkan tim pemakaman jumlahnya 20 orang yang dibagi shift pagi dan malam."
"Setiap tim berjumlah 10 orang menangani satu pemakaman jenazah Covid-19," jelas Budi.
Baca Juga:MelaluiVideo Call, Anak-anak Ini Histeris Lihat Detik-detik Ibunya Meninggal Dunia Karena Covid-19
Ia mengatakan, masuknya varian corona B.1.617 ke Indonesia disebabkan banyaknya para pekerja migran yang kembali ke Tanah Air melalui pelabuhan-pelabuhan laut.
Berbeda dari pelabuhan udara yang penjagaannya sudah cukup ketat, pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India.
"Sehingga masuk dari sana varian-varian baru," ujar dia.
Selain karena masuknya varian virus baru yang penularannya lebih cepat, kata Budi, lonjakan Covid-19 juga disebabkan karena euforia masyarakat yang sudah disuntik vaksin.
Di Kudus, kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
Jumlahnya mencapai lebih dari 400 jiwa.
Kini, lonjakan kasus tidak hanya terjadi di Kudus, tetapi juga daerah-daerah sekitarnya seperti Jepara, Rembang, Grobogan, Pati, bahkan di berbagai provinsi lainnya di luar Jawa Tengah.
"Terus terang saya merasa sangat khawatir," kata Budi.
Ia pun meminta masyarakat tak lengah dalam menghadapi situasi ini dan tetap menerapkan protokol kesehatan pencehan virus corona.
(*)