Penulis
Intisari-Online.com - Awal abad ke-20 menjadi periode penting bagi bangsa Indonesia, di mana Indonesia mengalami sebuah fase yang disebut kebangkitan nasional.
Pada 1908 menjadi awal pergerakan nasional, karena pada masa tersebut perjuangan yang dilakukan oleh rakyat masuk ke dalam kategori visi nasional.
Istilah pergerakan nasional juga digunakan untuk menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam masa mempertahankan kemerdekaan.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi munculnya kebangkitan nasional di indonesia adalah munculnya kaum terpelajar di Indonesia akibat Politik Etis yang diterapkan.
Baca Juga: Inilah 5 Tokoh Kebangkitan Nasional yang Bangkitkan Kesadaran Bangsa untuk Bersatu
Penyebab terjadinya pergerakan nasional sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya pergerakan nasional yang bersumber dari dalam negeri adalah:
Baca Juga: Sejarah Lahirnya Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908
1. Adanya tekanan dan penderitaan yang berkelanjutan. Rakyat Indonesia harus melawan penjajah.
2. Adanya rasa senasib yang hidup dalam cengkraman penjajah dan timbul semangat bersatu membentuk negara.
3. Adanya rasa kedasaran nasional dan harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air serta hak menentukan nasib sendiri.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dar luar bangsa Indonesia.
Faktor eksternal yang mendorong terjadinya pergerakan nasional adalah:
Baca Juga: Inilah 5 Tokoh Perintis Kebangkitan Nasional, Bangkitkan Kesadaran Bangsa untuk Bersatu
1. Masuknya paham liberalisme dan human rights.
2. Diterapkannya pendidikan sistem barat dalam pelaksanaan Politik Etis pada 1902, sehingga menimbulkan wawasan yang luas bagi pelajar Indonesia.
3. Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905 yang membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan penjajah.
4. Gerakan Turki Muda pada 1896-1918 yang bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan nasionalisme Turki.
5. Gerakan Pan-Islamisme yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani yang mematahkan dan melenyapkan imperialisme barat.
6. Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan nasionalisme di India, Tiongkok, dan Filipina.
Baca Juga: Mengapa Kebangkitan Nasional Sangat Penting bagi Indonesia?
Latar belakang Kebangkitan Nasional
Mengutip Kemdikbud RI, latar belakang hari Kebangkitan Nasional adalah bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.Hari Kebangkitan Nasional terkait dengan Budi Utomo.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei diambil dari tanggal lahirnya organisasi Budi Utomo.
Berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) menandai kebangkitan nasional Indonesia.
Baca Juga:Inilah 5 Tokoh Perintis Kebangkitan Nasional, Bangkitkan Kesadaran Bangsa untuk Bersatu
Sejak 1908 itulah, sejarah Indonesia memasuki babak baru yaitu masa pergerakan nasional.
Pergerakan nasional adalah masa bangkitnya rasa semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dr Sutomo dan kawan-kawan ingin mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya.
Keinginan tersebut terkait gagasan dr Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.
Gagasan itu muncul melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat itu memprihatinkan akibat sistem kolonialisme Belanda yang membodohi bangsa jajahannya.
Baca Juga:Mengapa Kebangkitan Nasional Sangat Penting bagi Indonesia?
Pendidikan rakyat Indonesia terutama kaum pribumi rendah dan tidak mendapat informasi atau tertutup dari dunia luar.
Dr Sutomo beserta para pelajar STOVIA mendirikan perhimpunan Budi Utomo untuk mengejar ketertinggalan bangsa dari bangsa-bangsa lain.
Tokoh Kebangkitan Nasional yang terkenal disebut Tiga Serangkai yaitu Douwes Dekker, dr Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantoro (Suwardi Suryoningrat).
SekarangHari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei.
(*)