Penulis
Intisari-online.com -Kondisi Covid-19 di India masih tunjukkan keadaan yang mengerikan.
Setelah pemandangan mengerikan jasad Covid-19 dikremasi dengan antre sampai asap hitam mengepul, temuan mayat terjadi di kuburan pasir dangkal.
Beberapa mayat ditemukan juga terdampar di tepi Sungai Gangga.
Temuan ini menjadi spekulasi liar di media sosial.
Baca Juga: Meski Kasus Harian Covid-19 di India Turun, Para Ahli Peringatkan Hal Ini
Banyak yang menghubungkannya sebagai mayat korban Covid-19 India yang lain.
Polisi berpengeras suara lengkap dengan mikrofon portabel dalam jip dan perahu yang berkeliling di desa meminta orang untuk tidak membuang mayat di sungai.
"Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir," kata polisi melansir AP pada Minggu (16/5/2021).
Sebelumnya pada Jumat (14/5/2021), hujan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya pasir dangkal di tepi sungai datar yang luas di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.
Baca Juga: Nepal Alami Situasi Covid-19 seperti di India, China Hentikan Pendakian ke Gunung Everest
Para pejabat mengaku penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade.
Namun banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu di tambah bayang-bayang pandemi, menimbulkan kekhawatiran akan praktik tersebut.
Media lokal melaporkan ada lebih dari 1000 mayat korban Covid-19 ditemukan dari sungai dalam dua minggu terakhir.
Namun hal itu disangkal oleh Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian Minggu 16/5/2021.
"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.
Klaimnya adalah beberapa penduduk desa tidak mengkremasi jenazah seperti adat, karena biaya tradisi Hindu selama beberapa periode yang secara religius penting dilakukan.
Gantinya adalah penduduk membuang jasad ke sungai atau menggali kuburan di tepi sungai.
Biaya kremasi meroket
Jumlah kematian penduduk meningkat drastis di pedesaan, seperti dikatakan Ramesh Kumar Singh, anggota organisasi filantropi yang membantu kremasi jenazah, Bondhu Mahal Samiti.
Dilaporkan biaya kremasi meningkat drastis dan orang-orang miskin India membuang jenazah di sungai karena tidak sanggup membayar upacara terakhir dan kekurangan kayu.
Biaya kremasi meroket tiga kali lipat menjadi 15 ribu rupee atau kurang lebih 3 juta Rupiah.
Pada Sabtu (15/5/2021), seorang jurnalis foto Associated Press memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan tepi sungai yang dangkal, di lahan pasir yang luas dekat Prayagraj.
Setiap kuburan ditutupi oleh kain jingga, kuning atau kemerahan dan diletakan dengan arah yang sama.
Beberapa polisi berada di tempat kejadian.
Tetapi mereka tetap mengizinkan sebuah keluarga, yang datang dengan truk kecil, untuk menguburkan seorang wanita berusia 75 tahun di lokasi tersebut.
K.P. Singh, seorang perwira polisi senior, mengaku pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi di tepi sungai Prayagraj bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, dan polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai.
Pihak berwenang di negara bagian Sehgal telah menemukan "sejumlah kecil" mayat di tepi sungai, katanya, tetapi tidak memberikan angka.
Namun, pada Minggu (16/5/2021), seorang Buddha berusia 30 tahun datang ke tepi sungai yang sama di Prayagraj bersama anggota keluarga lainnya dan menguburkan ibunya, yang katanya meninggal karena serangan jantung.
"Dia tidak terinfeksi Covid-19," kata Vijay Kumar kepada AP, menambahkan bahwa agamanya mengizinkan kremasi dan penguburan, "tetapi saya memilih penguburan."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini