Penulis
Intisari-Online.com - Pandemi virus corona (Covid-19) telah memukul semua sektor.
Salah satu sektor yang paling terkena dampaknya adalah sektor pariwisata.
Sebab, pariwisata kini menjadi sepi bahkan beberapa tak terawat.
Ini karena protokol kesehatan menyarankan semua orang untuk mengurangi bepergian, menjaga jarak, dan di rumah saja.
Padahal sektor pariwisatasangat mengandalkan mobilitas dan interaksi manusia.
Berdasarkandata Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif sejak Januari–September 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hanya sebanyak 3,56 juta kunjungan.
Angka itu turun 70,57% dibandingkan dengan 12,10 juta kunjungan pada periode sama tahun 2019.
Setelah hampir satu tahun mati suri, sudah mulai ada geliat kebangkitan wisata di sejumlah kawasan.
Baca Juga: Labuan Bajo: Jejak Perkembangan Kota yang Lekat dengan Tradisi Multikultur
Misalnya pada akhir tahun 2020 lalu.
Di mana orang-orang mau lagi bepergian dan menginap di hotel. Tentu saja dengan tetap menjalani protokol kesehatan.
Melihat peluang ini, makaKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) ini bekerja sama dengan Harian Kompas mengadakanInternational Conference on Local Wonders, Economy & People.
Kepada Intisari Online dalam sebuah konferensi virtualpada Rabu (28/4/2021),DirekturWisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, & Pameran (MICE) Kemenparekraf RI Iyung Masruroh mengatakan acara ini akan menjadimuara dari upaya perwujudan bentuk konferensi yang menjembatani kepentingan penanganan pandemi Covid-19, dan kepentingan geliat ekonomi.
NantinyaInternational Conference on Local Wonders, Economy & People akan digelar secara hibrida.
Artinya mereka yang hadir akan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan tentunya yang lain bisa berpartisipasi secara virtual.
Akan ada 5destinasi super prioritas yang dicanangkan pemerintah.
Yakni Borobudur di Jawa Tengah, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di NTB, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Labuan Bajo di NTT.
Dengan turis domestik akan menjadi targetnya.
Sementara Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengungkapkan kepercayaan dirinya atas acara ini.
Di mana dia yakin acaraKemenparekraf dengan Harian Kompas ini akan membangkitkan lagi pariwisata nasional.
Adi mengungkapkan bahwa Indonesia tidak boleh hanya berfokus pada satu destinasi wisata saja. Seperti hanya mengandalkan Bali saja.
Sebab, karena pandemi Covid-19, Bali juga sangat dipukul karena tempat wisata sepi.
Akibatnya tidak ada pemasukan yang membantu warga setempat.
Oleh karenanya, layak dicoba untuk membuka tempat wisata lain di wilayah lain.
Nantinya Adi berharap dengandestinasi super prioritas yang dicanangkan pemerintah, maka daerah-daerah tersebut akan segera berkembang.
Tak hanya soal fasilitas tapi juga sumber daya manusia di dalamnya.