Penulis
Intisari-Online.com -Rusia meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan dengan sisi timur Ukraina.
Pemerintah Ukraina memperkirakan bahwa sekitar 40.000 tentara dan sejumlah besar peralatan tingkat militer telah dikumpulkan di Krimea dan 40.000 lainnya di dekat Perbatasan Timur.
Konflik semakin memanas antara tentara Ukraina dengan separatis pro-Rusia yang memegang dua wilayah di timur negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Akibatnya, muncul kekhawatiran eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Ukraina menuduh Rusia mengumpulkan ribuan personel militer di perbatasan utara dan timurnya, serta di semenanjung Krimea yang dicaplok.
Kremlin tidak membantah pergerakan pasukan itu, tetapi bersikeras Moskwa tidak berniat mengancam siapa pun.
Kremlin pada Minggu (11/4/2021) menegaskan, pihaknya tak akan bergerak menuju perang dengan Ukraina.
Meski demikian, ketakutan akan perang habis-habisan antara Ukraina dan Rusia semakin meningkat.
Kekhawatiran itu terjadi saat pasukan garis depan digambarkan "siap untuk serangan".
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat setelah diplomat Ukraina menyebut tentara Rusia yang meningkat sebagai "gerakan pasukan terbesar sejak Perang Dunia Kedua".
Presiden AS Joe Biden mengeluarkan peringatan pada hari Kamis, mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi ketegangan dan "menahan diri dari tindakan militer."
Dalam sebuah pernyataan, Biden berkata: “Jika Rusia terus mengganggu demokrasi kita, saya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menanggapi.
"Sekarang adalah waktunya untuk menurunkan ketegangan."
AS membatalkan pengerahan dua kapal perang ke Laut Hitam pada 14 April untuk menghindari eskalasi situasi yang tidak perlu.
Kremlin sebelumnya telah memperingatkan kapal perang AS untuk menghindari Krimea "demi kebaikan mereka sendiri".
Rusia telah menutup sebagian Selat Kerch dalam upaya untuk memblokir kapal perang asing agar tidak mencapai Ukraina.
Melansir Express.co.uk, Sabtu (17/4/2021), Sersan Sasha Iovenko, tentara Ukraina di garis depan perbatasan Timur, mengatakan kepada The Telegraph: “Saya tidak bisa memberi tahu Anda apa yang ada di kepala para pemimpin politik di Kremlin.
“Kami bisa melihat peningkatan jumlah pasukan dan peralatan di perbatasan kami tapi kami tidak bisa memastikannya. Kami tidak dapat membuat prediksi apa pun.
"Tapi mereka membawa kelompok taktis batalion ke perbatasan kami.
"Kami siap untuk penyerangan jika itu terjadi."
Jenderal Tod Wolters, panglima tertinggi militer AS di Eropa, pada Kamis memperingatkan bahwa ada risiko "rendah hingga menengah" bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina selama beberapa minggu ke depan.
Tiga kapal perang Ukraina hampir dipaksa untuk menembaki kapal Rusia pada hari Kamis di laut Azov setelah kapal musuh melakukan "manuver provokatif."
Andrii Klymenko, seorang komentator Ukraina, berkata: "Para pelaut kami harus memperingatkan bahwa mereka siap menggunakan senjata."