Penulis
Intisari-Online.com - Filipina mengajukan protes kepada panitia pelaksana SEA Games 2015 Singapura.
Filipina meminta mereka memeriksa jender atau jenis kelamin pemain tim bola voli putri Indonesia.
Pelatih Filipina, Roger Gorayeb, mengaku meragukan pemain Indonesia, Aprilia Santini Manganang.
Itu karena penampilan dan fisiknya yang tampak berotot.
Hal ini diungkapkan oleh situs berita Filipina, Inquirer.net.
"Dia (Aprilia) kuat sekali. Ini seperti memasukkan pemain putra dalam tim putri," kata Gorayeb seperti dikutip Inquirer.net.
Juru bicara kontingen Filipina membenarkan bahwa timnya telah mengajukan permintaan tersebut.
Namun, mereka tidak berharap sudah akan ada hasil sebelum pertandingan bola voli dimulai pada Rabu ini.
"Setelah kami mengajukan (protes) tersebut, terserah kepada manajer pertandingan untuk meneruskannya kepada federasi bola voli ataupun pengurus bola voli," kata juru bicara tersebut.
Tes jender merupakan satu hal yang sensitif dan berpeluang memancing kontroversi karena akan mempunyai dampak psikologis pada si atlet.
Sementara itu, proses untuk membuktikan hal tersebut sangat kompleks.
Beberapa kasus pernah terjadi menyangkut masalah ini.
Atlet lari Afrika Selatan, Caster Semenya, yang merupakan juara dunia lari 800 meter, pernah menjalani tes jender sebelum dinyatakan sah untuk berlomba.
Sprinter India, Dutee Chand, saat ini tengah berjuang melawan pelarangan untuk bertanding setelah otoritas olahraga negeri itu menemukan kadar testosteron Chand melebihi ambang toleransi.
"Kejam sekali. Saya diciptakan Tuhan seperti ini. Saya tidak ingin mengubah apa pun dan tidak akan menyerah untuk tetap berolahraga," kata Chand.
Aprilia Manganang Menjalani Tes
Aprilia menjalani pemeriksaan di RSPAD Gatot Soebroto sejak 3 Februari 2021.
Pemeriksaan meliputi kadar hormon testoteron, urologi, hingga MRI.
Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, salah seorang prajuritnya, Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang mengalami kelainan hipospadia sejak lahir.
"Saat dilahirkan anak ini punya kelainan pada sistem reproduksinya yang dalam terminologi kesehatan disebut hipospadia," ujar KSAD dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari kanal Youtube Official Inews, Selasa (9/3/2021).
Dikutip dari laman Departemen Urologi RSCM-FKUI, hipospadia adalah suatu kelainan pada saluran kemih atau uretra dan penis.
Sejalan dengan itu, KSAD memastikan jika Aprilia merupakan seorang pria, bukan wanita.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil rekam medis RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
"Dari hasil pemeriksaan itu, dilihat dari urologi ternyata Sersan Manganang lebih memiliki organ-organ jenis kelamin laki dan bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita," kata KSAD.
"Kemudian pemeriksaan hormonalnya juga begitu, hormonalnya normal, hormon testoteronnya juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita bisa meyakini bahwa Manganang lebih memiliki hormonal yang masuk kategori normal laki-laki," sambung dia.
Aprilia sebelumnya tercatat sebagai warga negara dengan jenis kelamin wanita.
Catatan ini bahkan bertahan hingga dirinya bergabung dengan TNI AD pada 2016.
Namun, hasil pemeriksaan di RSPAD Gatot Soebroto menunjukkan, Aprilia merupakan seorang pria.
(*)