Penulis
Intisari-Online.com-Israel selalu menegaskan tak akan membiarkan Iran mendapat senjata pemusnah massal.
Dalam pandangan mereka, Teheran berniat untuk menghancurkan mereka dengan nuklir.
Sementara Iran pun membantah dan menegaskan mereka tak mencari tujuan tersebut.
Namun, Israel tetap saja ingin menghancurkan situs nuklir Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan, dirinya tidak akan membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir dan siap melakukan apa saja.
Pernyataan tersebut keluar dari mulut Netanyahu saat menghadiri upacara peringatan untuk Pertempuran Tel Hai tahun 1920, Selasa (22/2).
Dikutip dari Sputnik News, Netanyahu mengatakan, tidak akan menggantungkan harapannya pada kesepakatan dengan rezim ekstremis seperti Iran.
Ia menyoroti kasus serupa yang terjadi di Korea Utara.
"Dengan atau tanpa kesepakatan, kami akan melakukan segala cara agar Iran tidak dipersenjatai dengan senjata nuklir," ungkap Netanyahu.
Bahas langkah AS
Sebelumnya, Netanyahu telah mengadakan pertemuan strategis yang melibatkan Menteri Pertahanan Benny Gantz, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Aviv Kochavi, dan Kepala Mossad Yossi Cohen untuk membahas langkah Presiden AS Joe Biden yang membuka ruang diskusi untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran.
Sejak Donald Trump membawa AS keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015 pada tahun 2018 silam, Iran perlahan mulai meninggalkan kewajibannya sesuai dengan apa yang ada di perjanjian, di mana Iran harus mengurangi program nuklirnya.
Keluarnya AS disusul oleh pernyataan Iran bahwa mereka akan kembali melakukan pengayaan uranium untuk memproduksi nuklir.
Puncaknya, pada Desember 2020, Iran mengeluarkan undang-undang untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya dan menutup pintu untuk inspeksi PBB atas situs nuklirnya.
Undang-undang tersebut juga merupakan wujud protes Iran atas pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka sekaligus tokoh kunci di balik program nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Iran menyalahkan Israel atas kasus pembunuhan tersebut.
Pada Januari lalu, Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengumumkan, Iran telah berhasil memperkaya uranium hingga 20% di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow.
Pekan lalu, Iran resmi membatasi inspeksi situs nuklirnya kepada Agensi Energi Atom Internasional (IAEA) yang ada di bawah PBB.
Salah satu situs nuklir Iran adalah situs nuklir Natanz.
Situs nuklir Natanz, bangunan satu lantai yang sebagian besar tertimbun di bawah tanah, adalah pusat program nuklir Iran, dan diawasi Badan Energi Dunia (IAEA).