Penulis
Intisari-Online.com - Anda tahu penyakitrefluks gastroesofagus?
Kita sering juga menyebutnya GERD.
Nah, ternyatapenyakitrefluks gastroesofagus ini juga bisa menimpa anak-anak.
Baca Juga: Ini Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus pada Bayi dan Anak-anak
Biasanyapenyakitrefluks gastroesofagus pada anak terjadi karena saluran pencernaan yang tidak terkoordinasi dengan baik.
Atau bisa juga karena sistem pencernaan anak-anak belum matang seperti orang dewasa.
Hanya saja, penyebabpenyakitrefluks gastroesofagus pada anak nyatanya sama saja seperti orang dewasa.
Lalu bagaimana soal perawatanpenyakitrefluks gastroesofagus pada anak?
Apakah sama juga seperti orang dewasa?
Inilahperawatanpenyakitrefluks gastroesofagus pada anak:
Baca Juga: Langsung Tidur Setelah Makan Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Penyakit Refluks Gastroesofagus
- Tinggikan kepala tempat tidur anak.
- Jaga anak tetap tegak setidaknya dua jam setelah makan.
- Sajikan beberapa makanan kecil sepanjang hari, daripada tiga kali makan besar.
- Pastikan anak Anda tidak makan berlebihan.
- Batasi makanan dan minuman yang tampaknya memperburuk refluks anak Anda seperti makanan tinggi lemak, gorengan atau pedas, karbonasi, dan kafein.
- Dorong anak Anda untuk berolahraga secara teratur.
Jika refluksnya parah atau tidak membaik, dokter Anda dapat merekomendasikan pengobatan.
Obat-obatan untuk mengurangipenyakitrefluks gastroesofagus pada anak meliputi berikut ini, seperti dilansir dariWebMD:
- Antasida seperti Mylanta dan Maalox
- Histamin-2 (H2) blocker seperti cimetidine (Tagamet) atau famotidine (Pepcid)
Baca Juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Penyakit Refluks Pastroesofagus
- Inhibitor pompa proton seperti esomeprazole (Nexium), lansoprazole (Prevacid), omeprazole (Prilosec), omeprazole-Sodium Bikarbonat (Zegerid), pantoprazole (Protonix), rabeprazole (Aciphex)
Sebagian besar, obat-obatan yang mengurangi gas usus atau menetralkan asam lambung (antasida) sangat aman.
Pada dosis tinggi, antasida dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti diare.
Penggunaan kronis Maalox atau Mylanta dosis sangat tinggi dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko rakhitis (penipisan tulang).
Efek samping dari obat yang menghambat produksi asam lambung jarang terjadi.
Sejumlah kecil anak-anak dapat mengembangkan kantuk ketika mereka mengambil nizatadine, Pepcid, atau Tagamet.
(K. Tatik)
Baca Juga: Pengaruhkah Penyakit Refluks Gastroesofagus dan Penurunan Berat Badan?