Penulis
Intisari-online.com -Indonesia kembali mengalami bencana alam banjir di tahun 2021 ini.
Sejumlah daerah dimulai dari Pekalongan dan Semarang sejak awal Februari lalu sudah diserang banjir.
Kemudian dengan curah hujan masih terbilang tinggi, Jakarta pun hampir tenggelam.
Pengungsian dibuka, evakuasi warga pun dilaksanakan.
Banjir sudah menjadi masalah sehari-hari di Indonesia.
Untuk dunia modern, masalah banjir memiliki arti kemiskinan.
Artinya suatu negara masih dianggap tidak makmur jika banyak daerahnya yang mengalami banjir.
Meski begitu, di masa lalu, beberapa peradaban menganggap banjir sebagai berkah.
Dilansir dari History.com, peradaban Mesir bergantung pada banjir Sungai Nil tiap tahunnya untuk menjadikan tanah-tanah mereka subur.
Penyebab banjir terbilang cukup banyak, bisa karena hujan lebat, badai atau rusaknya bendungan.
Bencana ini pun tidak sesederhana yang terlihat, dengan ribuan nyawa melayang setiap tahunnya dan menghancurkan seluruh kota.
Beberapa kasus banjir sangatlah parah sampai secara permanen mengubah geografi planet.
Berikut ini adalah beberapa kasus banjir tersebut, dikutip dari History.com.
Banjir Johnstown, 1889
Bencana ini dimulai setelah jam 3 sore pada 31 Mei 1889.
Bendungan di Danau Conemaugh, Pennsylvania, jebol, diikuti dengan hujan lebat.
Jebolnya bendungan itu melepaskan 16 juta ton air, yang dengan cepat berubah menjadi banjir bandang setinggi 40 kaki (12 meter) berisi lumpur dan puing-puing bendungan.
Sejam kemudian, gelombang mencapai kota Johnstown, menghancurkan 1600 gedung dan menyapu bersih yang menghadang gelombang tersebut.
Saat airnya akhirnya surut, lebih dari 2200 warga meninggal dunia dan lebih banyak lagi cidera atau kehilangan rumah mereka.
Klub berburu dan memancing kemudian disalahkan karena tidak pernah merawat bendungan yang mereka miliki tersebut, tapi tidak ada yang pernah benar-benar bertanggung jawab atas bencana itu.
Banjir China Tengah, 1931
Musim panas 1931, melelehnya sisa salju, hujan lebat dan tujuh badai siklon berkombinasi menyebabkan banjir paling mengerikan dalam sejarah China.
Pada bulan Juli, China tengah dihujani dengan air hujan yang seharusnya diterima total setahun dan 6 bulan.
Baca Juga: Bendungan China Diduga Jadi Penyebab Air Sungai Mekong Berubah Jadi Biru, Berbahayakah?
Kemudian pada Agustus, sungai Yangtze, Kuning dan Huai meluap karena kurangnya pengelolaan dan membanjiri wilayah lebih luas dari seluruh wilayah Inggris.
Ribuan warga meninggal karena tenggelam selama fase awal banjir, tapi kemudian keadaan menjadi sangat buruk, kelaparan dan wabah seperti kolera, demam tipoid dan disentri membunuh lebih banyak orang.
Banjir yang dikenal 'Banjir Penenggelam Manusia', 1362
The Great Drowning of Men atau The Grote Mandrenke adalah hasil badai Laut Utara yang dahsyat melanda sebagian Eropa pada Januari 1362.
Dampak badai ini pertama kali dirasakan di Inggris, saat satu pemberita menulis bahwa "hempasan gelombang sangat kuat dari utara sangat merusak untuk sehari semalam sampai merobohkan pohon, kincir angin, rumah-rumah dan menara gereja."
Kerusakan lebih buruk terjadi di Belanda, Jerman dan Denmark yang mengalami badai mematikan melanda hampir setiap tanggul yang dilalui.
Korban tenggelam ada 25000 sampai 100 ribu orang, dikatakan juga bahwa 60 paroki berbeda di Denmar ditelan oleh laut asin.
Di negara dataran rendah, erosi banjir secara permanen mengubah garis pantai dan menyebabkan hilangnya seluruh pulau.
Bersama dengan badai lain di Zaman Pertengahan, Grote Mandrenke juga memerankan peran membentuk teluk Laut Utara dangkal di Belanda, dikenal dengan Zuiderzee.
Baca Juga: Seperti Ini Rupanya Pertahanan Saat Perang Dunia II, Terbongkar Ketika Air Surut oleh ‘Sapuan’ Badai
Banjir Lembah Sungai Indus, 1841
Pada Januar 1841, gempa bumi memicu pergeseran lempeng Nanga Parbat, puncak Himalaya yang sekarang menjadi Pakistan.
Benturan batu-batu raksasa di pegunungan itu memblokir aliran Sungai Indus dan menciptakan danau sedalam 500 kaki (150 meter) dan beberapa mil panjangnya.
Bendungan itu kemudian meledak pada Juni di tahun yang sama, dan dengan cepat 540 meter kubik air per detiknya lolos dari bocornya danau, ciptakan gelombang air raksasa tingginya hampir 100 kaki.
Jumlah korban dari bencana itu tidak dicatat, tapi diketahui banjir itu telah mengubah topografi beratus-ratus meter di Lembah Indus.
Seluruh desa terhapus dari peta dan 500 pria dari pasukan Sikh tenggelam di dekat kota Attock.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini