Find Us On Social Media :

Lebih Biarkan Seni Ninja Mati Bersamanya, Ninja Terakhir Jepang Ini Ceritakan Semua Keterampilan Mematikan Saat Latihan Ninja, Termasuk Dengarkan Suara Jarum Jatuh

By Maymunah Nasution, Rabu, 3 Februari 2021 | 15:14 WIB

Jinichi Kawakami

2. Sohei

Mulai abad ke-11 hingga 16, samurai terkadang bertempur bersama dengan kelompok prajurit elit lainnya yang bernama sohei. Sohei adalah kaum biksu prajurit. Sejumlah biara memiliki angkatan bersenjata sohei sendiri.

Sohei muncul untuk melindungi biara-biara di masa sulit saat banyak perselisihan antar biara. Jika terjadi kekacauan, mereka akan maju berperang. Pasukan sohei yang paling terkenal dan ditakuti berasal dari Enryaku-Ji, Mount Hiei.

Biasanya, Sohei tidak memiliki persenjataan selengkap samurai. Mereka memakai baju zirah biasa di atas jubah biara. Kepala mereka biasa dihiasi dengan handuk yang dijalin untuk menutupi kepala yang gundul.

Senjata tradisional sohei bernama naginata. Sohei sendiri bisa menjadi rekan yang baik untuk samurai, namun bisa juga menimbulkan kekacauan. Mereka bisa menggunakan kekuatannya untuk mencari kemerdekaan dari pemimpin yang sekuler.

Baca Juga: Inilah 6 Mitos Tentang Rasputin yang Terbantahkan, Benarkah Dia Seorang Biksu dan Punya Kekuatan Penyembuhan Supernatural?

3. Ronin

Menjadi samurai bukanlah sekadar menjadi prajurit. Samurai harus tahu dengan jelas posisinya dalam hierarki. Terkadang, samurai bisa kehilangan posisinya saat tuannya (daimyo) meninggal atau kehilangan kehormatan.

Samurai yang sudah tidak memiliki daimyo ini kemudian disebut ronin. Secara harfiah, ronin artinya adalah orang yang seperti ombak.

Tanpa kekayaan dan pendapatan tetap, ronin yang miskin biasanya mencari uang dengan menjadi tentara bayaran. Pada abad ke-15 hingga 16, pekerjaan semacam ini cukup banyak. Namun di era Jepang sudah mulai maju, pekerjaan seperti ini mulai sulit untuk ditemui.

Baca Juga: Apa Sih Bedanya Samurai, Ninja, dan Ronin? Simak Penjelasan Lengkap tentang Prajurit Tradisional Jepang Berikut Ini