Penulis
Intisari-Online.com -Seorang mantan duta besar Korea Utaramengungkap tentang bagaimana dia melarikan diri dari rezim diktator Kim Jong-un.
Mantan duta besar tersebut, Ryu Hyeon-woo, mengatakan dia dan istrinya tidak memberi tahu putri mereka tentang rencana tersebut dan berpura-pura mereka akan membawanya ke sekolah.
Melansir Express.co.uk, Selasa (2/2/2021), Ryumengatakan kepada putrinya: "Ikutlah dengan ibu dan ayah untuk menemukan kebebasan."
Berkat langkah berani tersebut, Ryu mengatakan putrinya sekarang bahagia dengan kehidupan barunya dan menikmati menggunakan internet sebanyak yang dia inginkan.
Namun Ryu mengatakan tiga saudara kandungnya dan ibunya yang berusia 83 tahun bisa saja menghadapi dampak kejam dari rezim Kim.
Berbicara kepada CNN, Ryu berkata: "Setiap pikiran tentang mereka yang dihukum atas apa yang telah saya lakukan hanya menyakiti hati saya."
Ryu berkata sebagai duta besar dia diberi target untuk mendapatkan sejumlah untuk pemimpin Komunis.
Dia mengklaim ribuan pekerja Korea Utara juga dikirim untuk bekerja di Kuwait dan penghasilan mereka dikirim langsung ke Pyongyang untuk mendukung Kim.
Ryu kemudian mendesak semua sanksi terhadap Korea Utara "harus dilanjutkan" dan mengatakan hak asasi manusia adalah masalah "sensitif dan serius".
Selain itu, Ryu juga mengungkap tentang program senjata nuklir Korea Utara.
Dia mengatakan bagaimana Kim tidak akan pernah sepenuhnya meninggalkan program senjata nuklirnya dan mengklaim itu "terkait langsung dengan stabilitas rezim".
Ryu juga menyampaikan harapannya agar Presiden AS Joe Biden akan mampu menangani masalah nuklir Korea Utara dengan bijaksana.
Dia melanjutkan: "Berdasarkan pengalamannya menyelesaikan masalah nuklir Iran, saya yakin dia akan mampu menangani masalah nuklir Korea Utara dengan bijak."
Pemimpin Korea Utara dan pemerintahnya sendiri telah berjanji untuk meningkatkan kemampuan militer nuklir mereka dalam beberapa bulan mendatang dan mengklaim siapa pun yang berkuasa di AS akan selalu menjadi "musuh terbesar" mereka.
Bulan lalu, Kim mengambil gelar sekretaris jenderal Partai Pekerja Korea dan dalam pidatonya, dia mengatakan negaranya harus "diarahkan untuk menundukkan" AS.
Media pemerintah Korea Utara mengutip pernyataan Kim yang mengatakan: “Kegiatan politik luar negeri kita harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kita dan rintangan utama bagi perkembangan inovatif kita.
"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah."