Bisa Memicu Perang Nuklir dan Hanya Dipegang Presiden AS, Inilah 'Koper Nuklir' yang Sebelumnya Dipegang Donald Trump yang Kini Diserahkan ke Joe Biden

Afif Khoirul M

Penulis

Menurut kepercayaan banyak orang, koper nuklir tersebut berisi sebuah tombol, atau perangkat untuk menjalankan nuklir secara instan.

Intisari-online.com - Seperti kita tahu, sebagai presiden yang berkuasa di negara adi kuasa, banyak hal besar bisa dilakukan.

Termasuk salah satunya memegang tas yang dipercaya sebagai koper nuklir.

Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (20/1/21), Donald Trump yang sebelumnya memegang koper nuklir ini tentu harus menyerahkannya kepada Joe Biden.

Dalam laporan itu, dikatakan bahwa Trump kemungkinan besar akan membawanya ke penerbangan terakhirnya ke Florida.

Baca Juga: Sesumbar Bekali Pasukan Khususnya dengan Ransel Nuklir yang Mematikan, Rupanya Isi Dalam Ranselnya Hanya Benda Sepele Ini

Sementara Joe Biden akan diberikan koper nuklir cadangan, tetapi ia belum diberi kode peluncuruan nuklir, pada 20 Januari lalu.

Menurut CNN, sebelumnya Trump membawa dua koper nuklir di dua lokasi berbeda.

Namun, sebuah koper dibawa Trump dari Florida, pada saat terakhir masa jabatannya untuk diserahkan kepada Biden.

Meski demikian, Biden belum memegang semuanya, menurut laporan itu, lantas apa fungsi sebenarnya dari koper tersebut, mengapa hanya bisa dipegang Presiden AS?

Baca Juga: Tepat di Utara Pulau Kalimantan, Ledakan Nuklir Paling Berbahaya di Dunia Siap Meletus

Menurut kepercayaan banyak orang, koper nuklir tersebut berisi sebuah tombol, atau perangkat untuk menjalankan nuklir secara instan.

Namun, fakta sebenarnya berlawanan dengan kepercayaan banyak orang tersebut.

Koper itu berisi alat komunikasi bagi presiden AS untuk memerintahkan penyerangan.

"Ada tiga sampai empat koper nuklir, satu untuk presiden, satu untuk wakil presiden dan satu lagi sebagai cadangan bagi para korban darurat," kata ilmuwan nuklir Stephen Schwartz kepada CNN.

"Pada tanggal 20 Januari, Tuan Trump kemungkinan besar akan membawa koper nuklir ke Florida," kata Schwartz.

"Dengan hanya Wakil Presiden Mike Pence yang tersisa di Washington DC, kecuali Kantor Militer Gedung Putih menyiapkan koper nuklir lain untuk Tuan Biden,"jelas Schwartz.

Selain koper nuklir, Presiden AS juga diberikan kode yang digunakan untuk mengidentifikasi saat menggunakan koper nuklir.

Baca Juga: Bukan China Apalagi Amerika, Justru Korea Utara yang Diklaim Bisa Menghancurkan Seluruh Dunia Berkat Senjata Paling Kuat di Dunia Ini, Seperti Apa Kehebatannya?

Perangkat yang berisi kode tersebut selalu dibawa oleh presiden AS dan otomatis akan habis masa berlakunya di akhir masa jabatan.

Menurut Konstitusi AS, Trump tetap memiliki koper nuklir sepenuhnya, sampai Biden dilantik pada siang hari pada 20 Januari.

"Tuan Trump masih memiliki koper nuklir sampai pukul 11:59, 59 detik pada tanggal 20 Januari," kata Schwartz.

"Rekan di Gedung Putih bertanggung jawab membawa koper nuklir kembali ke Washington DC setelah pukul 12 siang pada tanggal 20 Januari," imbuhnya.

Menurut Schwartz, untuk memastikan kelancaran transisi, Biden kemungkinan akan diberikan koper cadangan dan kode peluncuran baru pada pagi hari tanggal 20 Januari.

Yang bisa digunakan untuk instruksikan tentang cara memicu serangan nuklir.

Tetapi kode peluncuran ini tidak akan berlaku sampai jam 12 siang.

Baca Juga: Pelantikannya Tinggal Menghitung Hari, Joe Biden Langsung Mulai Pembicaraan dengan Iran, Niat Hindari Perang Nuklir dan Lakukan Hal Ini

Sebaliknya, jika Trump mencoba memerintahkan serangan nuklir pada pukul 12:01, maka pesanan tersebut akan dibatalkan.

Menurut CNN, meski memiliki kewenangan penuh untuk memerintahkan serangan nuklir, presiden AS tidak bisa seenaknya menggunakan koper nuklir.

Presiden perlu menunjukkan target yang valid, alasan serangan itu.

Jika perintah yang diberikan tidak valid, Panglima Senjata Strategis akan mampu melawan perintah tersebut.

Jika presiden ngotot memberi perintah, Panglima hanya punya satu opsi untuk mundur.

Artikel Terkait