Penulis
Intisari-Online.com - Saat ini, Amerika Serikat (AS) telah dipusingkan dengan kerusuhan di Capitol Hill.
Di mana para pendukung Donald Trump menerobos masuk Gedung Kongres AS untuk menunda pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS yang baru.
Akibatnya, polisi kota hingga pasukan militer diturunkan untuk meredam aksi kerusuhan.
Beberapa korban jatuh dan ribuan lainnya terluka.
Di tengah panasnya situasi di ibukota negara adidaya itu, sikap Iran malah semakin membuat AS panas dingin.
Dilaporkanpada Jumat (8/1/2021),Garda Revolusi Iran meluncurkan pangkalan rudal bawah tanah.
Peluncuran rudal bawah tanah itu dilakukan di lokasi Teluk Persia yang dirahasiakan.
Tentu saja aksi Iran meningkatkan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat.
"Pangkalan itu adalah salah satu dari beberapa pangkalan yang menampung rudal strategis Angkatan Laut Garda Revolusi," kata Kepala Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami seperti dikutip media Pemerintah Iran.
Tahun lalu, melansirReuters,Garda Revolusi menyatakan, Iran telah membangun "kota rudal" bawah tanah di sepanjang garis pantai Teluk Persia.
Dan telah lama Iran memperingatkan bahwa peluncuran rudal tersebut bisa "mimpi buruk bagi musuh Iran".
Mengapa?
Ternyata rudal tersebut sungguh berbahaya.
"Rudal ini memiliki jangkauan ratusan kilometer, dengan akurasi yang tepat dan kekuatan penghancur yang sangat besar, dan dapat mengatasi peralatan perang elektronik musuh," ungkap Salami.
Ada konfrontasi berkala di Teluk dalam beberapa tahun terakhir antara Garda Revolusi dan militer AS.
Di mana militer AS menuduh Angkatan Laut Garda Revolusi mengirim kapal penyerang cepat untuk mengganggu kapal perang AS saat mereka melewati Selat Hormuz.
Seperti diketahui bersama, ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat tinggi sejak 2018.
Saat itu, AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia yang membatasi program nuklir Republik Islam dan menerapkan kembali sanksi.
Hubungan dua negara militer itu semakin memanas dan tak terkendali ketika salah satu Jenderal Top Iran tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada awal Januari 2020 kemarin.
Parahnya serangan itu langsung diperintah oleh Presiden AS Donald Trump.
(kontan.co.id)