Find Us On Social Media :

Kisah Unik Pembebasan Sandera oleh Pasukan Khusus Indonesia di Thailand, Komandan 'Kibuli' Anak Buah Sendiri hingga Pergerakan Disebut 'Seperti Piknik', Tapi Ini Ujungnya!

By Khaerunisa, Selasa, 5 Januari 2021 | 20:45 WIB

(Ilustrasi) Kopassus , pasukan khusus Indonesia

Baca Juga: Serpihan Kayu Dengan Ini Bisa Langsung Keluar dari Kulit, Ini Dia

Singkat cerita 30 personel pasukan antiteror dari Grup 4/Sandiyudha yang telah menyiapkan diri untuk melakukan operasi pembebasan sandera dikirim ke Thailand menggunakan pesawat DC-9 Garuda pada 30 Maret 1980.

Komandan Tim Antiteror dipimpin oleh Letkol Sintong Panjaitan, dan disertai oleh tiga orang perwira menengah yang nantinya memimpin operasi di lapangan yakni, Mayor Sunarto, Mayor Isnoor, dan Mayor Subagyo HS.

Mengingat kasus pembajakan DC-9 Woyla sudah diberitakan secara internasional di seputar Bandara Dong Muang ternyata sudah penuh dengan aparat keamanan Thailand dan wartawan dari berbagai media massa.

Televisi nasional Thailand bahkan menyiarkan perkembangan penyanderaan secara langsung dan kamera televisi terus mengarah ke pesawat DC-9 Woyla yang dijaga ketat tentara Thailand dengan formasi melingkar.

Baca Juga: Kisah Tragis Kembar Lima, Dieksploitasi oleh Dokter yang Membantu Melahirkan hingga Diperas oleh Orangtua Kandung, Begini Akhir Hidup Mereka

Untuk menghindari tembakan nyasar jika terjadi tembak menembak dengan para pembajak yang bersenjata pistol dan granat tentara Thailand membentuk penjagaan pagar betis sehingga para awak media massa terbatasi gerakannya.

Pasukan antiteror Kopassus tiba di Don Muang pada 30 Maret 1981 dan pesawatnya langsung parkir dalam posisi tidak jauh dar DC-9 Woyla yang dibajak.

Semua pasukan antiteror segera melakukan konsolidasi dan persiapan operasi di bawah kendali Letkol Sintong.

Tapi Sintong ternyata tak mau semua anak buahnya stres dan kelelahan.