Pantas Penyebarannya Semakin Menjadi-jadi, Ternyata Ada Varian Virus Corona Baru, Tapi Ini Pesan Para Ahli: Tidak Perlu Panik

Mentari DP

Penulis

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Intisari-Online.com - Hampir satu tahun berlalu, nyatanya pandemi virus corona (Covid-19) tak juga berkurang.

Malahan semakin hari semakin bertambah.

Berdasarkan data dari worldometers.info pada Sabtu (2/1/2021), ada 84.458.345 kasus positif virus corona di seluruh dunia.

Dengan 1.837.113 kasus kematian dan 59.757.707 orang sudah dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Tahun 2020 DikenalJadi Tahun Terburuk dalam Sejarah Amerika, Ternyata Amerika Pernah Berulang Kali Alami Bencana Besar di Negaranya, Ini Dia Daftarnya

Saat ini, beberapa negara tengah berusaha memberikan vaksin virus corona.

Tujuannya agar penyebaran virus semakin berkurang.

Namun ada berita buruk yang juga datang bersamaan.

Dilaporkan munculvarian virus corona di sejumlah negara.

Baca Juga: Ternyata Gambar Peta Dunia yang Selama Ini Kita Lihat 'Bohong'

Lalu apa katapejabat China, tempat awal mula virus corona ditemukan?

Dilansir darireuters.com pada Sabtu (2/1/2021), mereka mengatakan kita tidak perlu panik.

Tidak ada tanda-tanda varian virus corona baru akan memengaruhi dampak kekebalan dari vaksin yang baru saja diizinkan China untuk penggunaan publik.

Hal itu dikatakan seorang pejabat pengendalian penyakit (CDC China) pada hari Jumat (1/1/2021).

Pengambilan gambar oleh afiliasi perusahaan yang didukung negara Sinopharm disetujui pada hari Kamis, sehari setelah berita kasus impor pertama China dari varian yang menyebar di Inggris.

“Tidak perlu panik,” Xu Wenbo, seorang pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, mengatakan kepada TV pemerintah.

"Varian yang bermutasi, dibandingkan dengan varian mutasi sebelumnya, sejauh ini tidak ada perubahan yang jelas dalam kemampuannya menyebabkan penyakit," tambahnya.

Dia mengatakan tidak ada dampak varian pada efek kekebalan vaksin yang terdeteksi.

Varian yang oleh para ilmuwan Inggris dinamai "VUI - 202012/01" mencakup mutasi genetik pada protein "spike", yang secara teoritis dapat menghasilkan penyebaran COVID-19 yang lebih mudah.

Baca Juga: Dipastikan Akan Segera Tinggalkan Kursi Orang Nomor 1 di AS, Donald Trump Justru Diprediksi Semakin Kuat, 'Dia Akan Bangkit dan Menemukan Kekuasan yang Baru'

Xu menambahkan bahwa mutasi pada protein virus tidak akan memengaruhi sensitivitas sebagian besar tes Covid-19 buatan China yang menargetkan asam nukleat virus, yang membawa informasi genetik.

Namun beberapa negara sudah melaporkan munculnya varian virus corona baru ini.

Oleh karenanya mereka tidak akan melonggarkan kebijakan.

Di mana sekolah-sekolah masih ditutup sementara dan tidak ada aktivitas kerumuman di luar rumah.

Ayo, tetap menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Baca Juga: Takut Perang Pecah dan Donald Trump Sebentar Lagi Lengser, Taiwan yang Selama Ini Dibantu Amerika Tiba-tiba Ingin Berunding dengan China, 'Jika Bisa Kami Ingin Berdamai'

Artikel Terkait