Find Us On Social Media :

Setahun Berlalu Asal-usul Covid-19 Belum Ketemu, Akhirnya WHO Kirim Ilmuwan untuk Lakukan Penyelidikan di Wuhan, Apa Hasilnya?

By Khaerunisa, Kamis, 17 Desember 2020 | 20:10 WIB

(ilustrasi) Setahun Berlalu Asal-usul Covid-19 Belum Ketemu, Akhirnya WHO Kirim Ilmuwan untuk Lakukan Penyelidikan di Wuhan

Baca Juga: 2020 Segera Berakhir, Bagaimana Ramalan Soeharto 25 Tahun Lalu tentang Kondisi Indonesia Tahun 2020? Terwujudkah?

Melansir mirror.co.uk (16/12/2020), Sebuah tim ilmuwan internasional akan menuju ke kota Wuhan di Cina dalam misi untuk mengeksplorasi asal-usul pandemi Covid-19 mematikan yang melanda dunia.

Misi internasional tersebut akan dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diperkirakan akan berangkat ke China pada minggu pertama Januari untuk menyelidiki di mana virus yang memicu pandemi itu bermula.

Sumber virus telah menyebabkan ketegangan, terutama dengan Amerika Serikat, dengan pemerintahan Donald Trump menuduh China menyembunyikan sejauh mana wabah itu, dan bahkan menyembunyikan wabah awal.

AS menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO yang "transparan" dan mengkritik persyaratannya, yang memungkinkan ilmuwan China melakukan tahap pertama penelitian pendahuluan.

Baca Juga: Termasuk Militer Paling Kaya di Di Dunia, Anggaran Pertahanan Negara Ini Masih Bakal Terus Naik, Indonesia Jalin Hubungan Mesra

China melaporkan kasus pertama pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Wuhan, China tengah, ke WHO pada 31 Desember 2019 dan menutup pasar tempat virus korona diyakini telah muncul.

Menteri kesehatan meminta WHO pada Mei untuk mengidentifikasi sumber virus dan bagaimana virus itu melewati penghalang spesies.

Sekarang tim yang terdiri dari 12-15 ahli internasional akhirnya bersiap untuk pergi ke Wuhan untuk memeriksa bukti, termasuk sampel manusia dan hewan yang dikumpulkan oleh para peneliti China, dan untuk membangun studi awal mereka.

WHO merundingkan akses ke kota selama beberapa bulan.

Thea Fischer, seorang anggota Denmark, mengatakan bahwa tim akan pergi "tepat setelah Tahun Baru" untuk misi enam minggu, termasuk dua minggu karantina pada saat kedatangan.