Bukan Arab Saudi, Justru Negara Kecil Ini dengan Berani Melakukan Negosiasi ke Israel dan Bicarakan Pembentukan Negara Palestina untuk Akhiri Peperangan, Siapa Mereka?

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Banyak negara mendukung kemerdekaan negara Palestina, termasuk Arab Saudi.

Arab Saudi berkomitmen mendukung rakyat Palestina, juga secara historis mengkritik keras Israel atas perlakuannya terhadap Palestina.

Namun, belakangan muncul pertanyan tentang apakah Arab Saudi akan mengikuti jejak beberapa negara lain yang telah menormaliasi hubungan dengan Israel.

Hal itu menyusul sikap Pangeran Bandar yang mengecam para pemimpin Palestina karena mereka mengkritik langkah perdamaian antara Israel oleh negara-negara Teluk Arab baru-baru ini, dikuti Kompas.com.

Baca Juga: Merasa Hebat, Pasukan Israel di Jalur Gaza Rupanya Paling Takut Jadi Sasaran Tembak Sayad-2, Senapan Sniper Hamas Buatan Iran

Meski Arab terus memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina, rupanya justru negara ini yang baru-baru ini telah bertindak melakukan negosiasi ke Israel.

Melansir aljazeera.com (4/12/2020), Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi telah mengadakan pertemuan langka dengan mitranya dari Israel untuk mendesak dimulainya kembali negosiasi yang macet antara Palestina dan negara Yahudi.

Pertemuan hari Kamis terjadi beberapa hari setelah pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Yordania sebagai bagian dari tur Arab untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat bulan lalu.

Selama pertemuan di Jembatan Raja Hussein (Allenby) yang melintasi antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki Israel, Safadi mengatakan pembentukan negara Palestina merdeka adalah kunci untuk mengakhiri konflik dengan Israel.

Baca Juga: Pantas Pasukan Khusus AS Ini Jadi Pasukan Khusus Terbaik Dunia, Prajuritnya Saja Begini Tangguhnya Meski Kehilangan Lengan dan Mata Kirinya dalam Pertempuran

"Tidak ada alternatif untuk solusi dua negara" antara Israel dan Palestina, katanya kepada Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, dikutip oleh kantor berita resmi Petra.

“Perlu kembali ke meja perundingan sesuai hukum internasional untuk menemukan solusi nyata untuk mencapai perdamaian yang adil,” kata Safadi.

Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz meminta Palestina untuk kembali ke meja perundingan, dalam sebuah pernyataan video yang berbicara kepada "rakyat Palestina dan kepemimpinan mereka".

“Timur Tengah sedang berubah. Ini adalah kepentingan Anda untuk kembali berunding, ”kata Gantz dalam pernyataan yang diposting online dengan teks bahasa Arab.

Baca Juga: Covid Hari Ini 5 Desember 2020: 6.027 Kasus Harian Baru, 4.271 Sembuh, 110 Meninggal Dunia, Buat Indonesia Tempati Urutan ke-20 Kasus Virus Corona Terbanyak di Dunia

"Jangan tinggal di belakang," katanya, berjanji untuk "mempromosikan proyek-proyek besar" di Jalur Gaza yang diblokade Israel.

Pertemuan pada Kamis itu adalah yang pertama dengan Yordania secara resmi dilaporkan antara Safadi dan Ashkenazi sejak yang terakhir, mantan kepala staf angkatan darat, menjadi menteri luar negeri pada Mei.

Yordania dan Israel telah terikat oleh perjanjian damai sejak 1994, tetapi hubungan antara kedua tetangga itu sering tegang.

Safadi mengatakan melanjutkan pembicaraan Israel-Palestina adalah tepat waktu, "terutama mengingat keputusan Otoritas Palestina untuk melanjutkan kerja sama keamanan dengan Israel".

Baca Juga: Inilah Militer Paling Lemah di Dunia, Hanya Mengandalkan Peralatan Militer Seadanya, Negara Mana Saja?

Palestina mengumumkan bulan lalu bahwa mereka memulihkan koordinasi yang telah mereka hentikan pada Mei karena rencana Israel untuk mencaplok sebagian Tepi Barat.

Israel menunda rencana aneksasinya, sebagai imbalan atas kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab yang diumumkan pada Agustus.

Abbas mengadakan pembicaraan di Yordania pekan lalu dengan Raja Abdullah II menjelang kunjungan ke Mesir, di mana ia bertemu secara terpisah dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

Selama tur, para pemimpin Arab meningkatkan upaya internasional untuk solusi konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.

Baca Juga: Tidak Hanya Kate Middleton, Rupanya Gaya Busana Meghan Markle pun Mirip Putri Diana, Seperti Apa Ya?

Pembicaraan antara Israel dan Palestina telah dibekukan sejak 2014, dan rencana perdamaian AS yang diumumkan pada Januari telah disambut baik oleh Israel tetapi ditolak mentah-mentah oleh Palestina karena bias.

Rencana tersebut merupakan salah satu langkah yang didorong oleh Presiden Donald Trump - termasuk pengakuan Yerusalem sebagai "ibu kota yang tidak terbagi" - yang telah membuat marah rakyat Palestina.

Palestina, yang ingin mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya, memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump, dan sekarang berharap untuk membangun hubungan dengan tim baru Biden.

Baca Juga: Kisah Lengkap Junko Furuta, Si Gadis Cantik yang Disiksa dan Dirudapaksa Antek Yakuza Secara Brutal hingga Dibunuh dan Jasadnya Dibeton

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait