Find Us On Social Media :

Sejarah Timor Leste Menjadi Bagian Wilayah Indonesia, Dianggap Bakal Jadi 'Duri' Bagi Negara-negara Ini, Juga Disebut Tak Layak untuk Merdeka

By Khaerunisa, Jumat, 4 Desember 2020 | 20:09 WIB

(ilustrasi) Sejarah Timor Leste

Baca Juga: Waspadalah! Kecanduan Ponsel Sejak Usia 2 Tahun, Balita 4 Tahun Harus Menjalani Operasi Mata

Itu merupakan sebuah buku, laporan dan kiriman setebal 900 halaman, yang menunjukkan perdana menteri yang kuat, Gough Whitlam, memaksakan kehendaknya sementara Departemen Luar Negeri menderita dan resah.

Diceritakan bahwa dalam pertemuan dengan Soeharto pada bulan September 1974, Whitlam meninggalkan catatan peringatan yang menyatakan bahwa Timor Timur harus berintegrasi dengan Indonesia.

"Timor Portugis terlalu kecil untuk merdeka. Secara ekonomi tidak layak. Kemerdekaan tidak diinginkan di Indonesia, Australia, dan negara-negara lain di kawasan" ujarnya.

Menurut catatan laporan itu, Whitlam menawarkan dua pemikiran dasar.

Baca Juga: Belajar dari Mendiang Sutopo Purwo Nugroho, Ternyata 3 Makanan Enak yang Sering Kita Konsumsi Ini Dapat Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Pertama, dia percaya bahwa Timor Portugis harus menjadi bagian dari Indonesia.

Kedua, hal tersebut harus terjadi sesuai dengan keinginan rakyat Timor Portugis yang diungkapkan dengan baik.

Whitlam yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Australia menekankan bahwa ini belum menjadi kebijakan Pemerintah (Australia) tetapi kemungkinan besar akan menjadi seperti itu.

Sementara itu, diungkapkan bahwa Soeharto menjawab dengan pendapat lain.