Penulis
Intisari-Online.com - Kebanyakan orang menginginkan pesta pernikahan yang sangat berkesan, salah satunya dengan mengadakan pesta pernikahan yang mewah.
Namun, meski telah direncanakan sedemikian rupa, terkadang ada saja insiden yang membuat pesta pernikahan itu jadi kacau.
Pada Maret 2016 lalu, pernikahan Said Gutseriev dan Khadija Uzhakhovs digelar dengan begitu mewah di Moskow, Rusia.
Pernikahan keduanya bahkan disebut-sebut sebagai pernikahan termahal di dunia.
Bagaimana tidak, Khadijah tampil spektakuler mengenakan gaun pengantin yang harganya ditaksir mencapai 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14 triliun.
Mahkota yang dipakainya lebih gila lagi, yakni sehargai 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 70 triliun.
Resepsinya juga memiliki banyak atraksi mewah.
Satu di antaranya deretan armada Rolls Royces untuk mengangkut para tamu, juga hiburan yang menampilkan Jennifer Lopez, Sting, dan Enrique Iglesias.
Namun demikian, siapa yang menyangka jika setelah empat tahun berlalu, pesta pernikahan itu diselidiki kepolisian.
Ujung dari pesta pernikahan tersebut ternyata mengungkap rahasia di balik megahnya pelaksanaan pesta itu.
Pengantin pria, Said Gutseriev, dibesarkan di London dan dididik di Harrow School dan Oxford, Inggris.
Ayahnya, salah satu oligarki terkaya di Rusia sangat bangga atas pernikahan itu.
Tapi itu empat tahun berlalu, dan sorotan kini telah diarahkan pada hubungan antara keluarga Gutseriev dan Alexander Lukashenko, diktator terakhir Eropa.
Kritikus rezim Belarusia telah mempertanyakan transaksi bisnis Mikail Gutseriev yang ekstensif di sana, dan penggunaan London sebagai sarana legal untuk menyalurkan investasi ke negara tersebut.
Mereka menuntut Pemerintah Inggris dan Uni Eropa menyelidiki hubungan antara London dan Minsk.
Juga harus menjatuhkan sanksi pada oligarki mana pun yang mereka tuduh memiliki hubungan dekat dengan seorang diktator yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang keji.
Bagi Gutserievs, itu sangat jauh dari kemewahan dan kemegahan atas pernikahan putranya di Moskow.
Menurut dokumen resmi yang disimpan di Companies House, Gutseriev dan putranya, Said merupakan pengendali di GCM Global Energy PLC. Sebuah bisnis yang terdaftar di Westminster di London dan telah menyumbangkan ratusan juta pound ke negara itu.
GCM Global memiliki sejumlah kepentingan di Belarus, termasuk kesepakatan untuk pabrik kalium senilai 1 miliar dolar AS yang akan dibuka tahun depan.
Gutseriev juga ketua Russneft, salah satu perusahaan minyak terbesar Rusia, yang pada pergantian tahun menjadi satu-satunya pemasok minyak Rusia ke Belarus.
Gutseriev (320) yang tinggal di London selama 17 tahun hingga 2014, tahun lalu mendirikan Currency.com, bisnis pertukaran mata uang kripto yang berbasis di Minsk.
Forbes memperkirakan bahwa Said Gutseriev bernilai 1,1 miliar dolar AS dan ayahnya dua kali lipat.
Mikail Gutseriev, menurut laporan, menjadi dekat dengan Presiden Lukashenko pada tahun 2007.
Saat dia meninggalkan Moskow setelah perselisihan dengan oligarki lain dan ketakutan menghadapi penganiayaan.
Pertama ke Minsk, kemudian ke London dengan jet pribadi.
Dia menjadikan Inggris sebagai rumahnya sebelum kembali ke Rusia pada 2010.
Presiden Lukashenko (66) mantan perwira Angkatan Darat Soviet, telah menjabat sebagai presiden pertama dan satu-satunya di Belarusia sejak 1994.
Dia kembali terpilih untuk keenam kalinya pada Agustus tahun ini, memicu protes luas dan tindakan brutal.
Baik UE maupun AS tidak mengakui hasil pemilu, dan Dominc Raab, Menteri Luar Negeri, menyebut kecurangan suara.
Eropa menjatuhkan sanksi kepada presiden dan tokoh senior rezim, sebagai tanggapan atas kekacauan dan penganiayaan terhadap pengunjuk rasa.
Presiden Lukashneko dilantik pada pelantikan rahasia yang diduga dihadiri oleh Mikail Gutseriev.
Aktivis oposisi meminta Pemerintah Inggris untuk menindak hubungan bisnis antara London dan Minsk yang mereka katakan membantu menopang kediktatoran.
Juru bicara dua kelompok anti-Lukashenko - Jaringan Aksi Strategis Internasional untuk Keamanan dan Pusat Politik Kreatif - mengatakan:
"Kami mendesak Pemerintah Inggris, Uni Eropa dan AS untuk memberlakukan sanksi mendesak terhadap orang-orang seperti Gutseriev yang terus membesar dengan uang di Belarusia. Rezim Lukashenko terus melakukan pelanggaran HAM yang mengerikan," tambah kelompok itu.
Skala pelanggaran di Belarusia adalah yang terburuk di Eropa dalam 30 tahun terakhir, termasuk pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan.
"Adalah salah bahwa oligarki seperti Gutseriev menghasilkan jutaan dolar dari Belarusia sementara orang-orang menderita di bawah rezim," kata mereka.
Catherine West, seorang juru kampanye melawan rezim Lukashenko, mengatakan,
"London tidak boleh digunakan oleh seorang oligarki yang merupakan teman Lukashenko, untuk membantu menopang rezim keji."
"Saya mendesak Dominc Raab untuk memberlakukan sanksi yang berdampak dan memukul Lukashenko di tempat yang menyakitkan - di sakunya."
Telegraph menghubungi keluarga Gutseriev untuk memberikan komentar.
Seorang juru bicara perusahaan induk mereka Safmar mengatakan:
"Sayangnya, karena sejumlah alasan, kami tidak dapat mengirimkan tanggapan resmi kami hari ini (Minggu). Jika komentar kami masih relevan pada Senin, dengan senang hati kami akan membagikannya kepada Anda."
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "VIRAL Ujung Pilu Pernikahan Termahal Dunia, Gaun Seharga Rp 14 Triliun, 'Bencana' Datang di Akhir"