Mengaku Tak Punya Kasus Virus Corona, Korea Utara Mendadak Perintahkan Lockdown di Daerah Ini, Mengapa?

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Korea Utara belum melaporkan adanya kasus virus corona di negara tersebut hingga kini.

Meski demikian, Korut tetap melakukan tindakan pencegahan semaksimal mungkin seperti melakukan lockdown.

Otoritas Korea Utara memerintahkan lockdown untuk Kabupaten Wiwon, Provinsi Chagang karena khawatir dengan penyebaran virus corona.

Sebelumnya, provinsi tersebut melaporkan kematian di unit militer yang diduga menunjukkan gejala Covid-19.

Baca Juga: China Kesal AS Ikut Campur Melulu di Laut China Selatan, Makin Panas? Ini Perbandingan Kekuatan Militer AS dan China

Letak unit militer tersebut dekat dengan perbatasan China, seluruh unit militer dan patroli perbatasan tampaknya telah dimasukkan ke dalam karantina kelompok setelah laporan kematian tersebut.

Masalah ini ditangani dengan sangat serius setelah anggota Strom Corps.

Mereka dikerahkan ke kabupaten itu untuk menutup perbatasan.

"Di Wiwon, Anda memiliki Bendungan Wiwon, antar Korea Utara dan China," kata narasumber itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Baca Juga: Mau Bikin Kue Tapi Tak Punya Oven Listrik? Jangan Berkecil Hati Gunakan Saja Oven Tangkring Kompor, Begini Trik Cara Pakainya Biar Hasilnya Sukses!

"Orang-orang dapat bolak-balik lewat jembatan di atas bendungan," tabahnya.

"Karena 'penyelundupan' juga terjadi di sana, daerah tersebut relatif kurang tertutup," paparnya.

"Pada awal bulan ini, seorang penyelundup dimasukkan ke dalam karantina setelah menunjukkan sedikit demam, tetapi akhirnya dia meninggal pada 9 November 2020," terangnya.

Diisolasi

Narasumber itu mengatakan, setelah itu warga yang mengeluh demam dan gejala lain Covid-19 muncul satu demi satu dan seluruh wilayah akhirnya diisolasi.

Narasumber di Provinsi Chagang mengatakan kepada Daily NK pada Selasa (24/11/2020), Komite Sentral dan Komite Anti-epidemi Pusat pada 16 November mengeluarkan perintah "mengunci (lockdown) Kabupaten Wiwon selama sebulan".

Penduduk kabupaten tidak dapat meninggalkan rumah mereka dan pergerakan mereka dikontrol dengan ketat.

Gangguan Pernapasan

Baca Juga: Nomor 1 Negara Penuh Masalah! Ini 5 Negara Paling Korup di Dunia

Lebih lanjut, tiga anggota Storm Corps yang dikerahkan ke Wiwon County meninggal awal bulan ini setelah menunjukkan gejala Covid-19.

Para prajurit, yang menderita tuberkulosis dan asma, dilaporkan didiagnosis dengan "sakit tenggorokan".

Namun, setelah itu, mereka mengeluhkan gangguan pernapasan dan demam dan hanya beberapa hari kemudian mereka meninggal.

Otoritas Korea Utara mengkremasi tubuh mereka dan mengirim bubuk tulang ke keluarga mereka.

Pada prinsipnya, tentara yang meninggal saat bertugas dimakamkan di gunung di belakang markas mereka, tetapi karena kasus-kasus ini ditangani secara berbeda, rumor pun menyebar.

Selain itu, narasumber itu mengatakan, dua penjaga perbatasan yang kekurangan gizi yang ditempatkan di Kabupaten Wiwon baru-baru ini meninggal setelah menunjukkan demam tinggi.

Petugas kebersihan unit memberi mereka pereda demam, menilai mereka menderita flu biasa.

Namun, demam mereka tidak berhenti selama beberapa hari, dan mereka meninggal saat diangkut ke rumah sakit militer.

Baca Juga: Malaysia Gegeran, Indonesia Pernah Nyaris Uji Coba Bom Nuklirnya Tahun 1969 Dunia Sampai Kaget Indonesia Punya Nuklir, Lantas Bagaimana Kabar Nuklir Indonesia Sekarang?

Desas-desus Penyakit Menular

Desas-desus bahwa "penyakit menular" telah menyebar di dalam kabupaten itu berkembang lebih jauh ketika diketahui bahwa tubuh penjaga perbatasan juga dikremasi.

"Insiden ini dilaporkan melalui komite anti-epidemi provinsi ke Komite Anti-epidemi Pusat dan diteruskan ke Komite Sentral dan Pemimpin Tertinggi (Kim Jong Un), di mana pada akhirnya diputuskan untuk memberlakukan penguncian," kata narasumber.

"Sebuah tim yang terdiri dari lima hingga tujuh pekerja dari Komite Anti-epidemi Pusat telah dikirim ke Kabupaten Wiwon untuk memberikan panduan di tempat," paparnya.

"Mereka membuat laporan waktu nyata tentang situasi tersebut ke Pyongyang," terangnya.

Selain itu, pejabat dari Kementerian Komando Pertahanan Angkatan Bersenjata dan Komisi Militer Pusat juga dikabarkan telah pergi ke Wiwon.

Mereka menuju Wiwon untuk memberikan pembinaan kepada militer di daerah tersebut dan bekerja sama dengan pejabat kesehatan masyarakat.

"Dengan dugaan kematian akibat Covid-19 yang terjadi di unit militer, anggota kontingen Strom Corps dan penjaga perbatasan telah dikarantina," kata narasumber itu.

Pertama Kali Tentara Dikarantina

Ini adalah pertama kalinya seluruh kelompok tentara dikarantina setelah dicurigai terinfeksi di unit yang ditugaskan untuk menggarisi dan berpatroli di wilayah perbatasan.

narasumber itu mengatakan bahwa dengan Strom Corps lokal dan patroli perbatasan diisolasi, tugas patroli perbatasan di Kabupaten Wiwon saat ini sedang ditangani oleh personel Strom Corps yang telah dikirim sebagai bala bantuan.

"Sekitar 1.000 anggota Strom Corps yang dikirim dari pos komando mereka di Tokchon, Provinsi Pyongan Selatan, mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh Strom Corps yang dikarantina dan petugas patroli perbatasan," kata narasumber itu.

Hanya anggota Strom Corps yang baru dikerahkan ini yang berpatroli di perbatasan di Kabupaten Wiwon. Tidak ada satupun anggota patroli perbatasan yang bertugas. "

Andari Wulan Nugrahani

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korea Utara Lockdown Provinsi Chagang karena Khawatir Penyebaran Covid-19 di Unit Militer Wiwon

Artikel Terkait