Salah satunya adalah menggerebek kedutaan Korea Utara di Madrid pada Februari 2019.
Mereka masuk dengan menggunakan batang logam, senjata pisau, dan balaclavas hitam.
Merasa terancam dengan tindakan yang dilakukan kelompok itu, Korea Utara juga memberikan tanggapan pada Free Joseon.
Korea Utara kemudian merilis pernyataan yang mengatakan pemerintah Spanyol harus membawa "teroris dan penarik kabel mereka ke pengadilan".
Rezim juga menyebut aksi kelompok itu sebagai "serangan teroris berat".
Seorang warga Meksiko, bernama Adrian Hong, ditemukan menjadi pemimpin kelompok tersebut.
Hong menghubungi "FBI di New York lima hari setelah penyerangan" untuk menjelaskan insiden di kedutaan.
Pemimpin menyebut organisasinya melakukan tindakan sebagai "pejuang kemerdekaan".