Find Us On Social Media :

5 Wanita Ini Menyamar Jadi Pria Demi Bisa Nonton Pertandingan Bola, Begini Cerita Heroiknya

By Khena Saptawaty, Selasa, 1 Mei 2018 | 17:15 WIB

Intisari-Online.comIran adalah salah satu negara yang menerapkan hukum agama Islam dengan sangat ketat.

Salah satunya adalah melarang kaum wanita berada di arena sepakbola yang didominasi kaum pria.

Belum lama ini, ada lima wanita yang nekat melanggar aturan tersebut.

Mereka menyamar menjadi pria agar bisa melewati petugas keamanan di stadion Azadi di Tehran, Iran.

Stadion tersebut menjadi tempat bagi pertandingan final sepakbola memperebutkan gelar Liga Pro Teluk Persia.

Nah, kelima wanita yang menyamar ini adalah pendukung tim Persepolis.

Baca juga: Gadis Afganistan Menghabiskan Hidup dengan Menyamar Menjadi Laki-laki Demi Membahagiakan Orang Tuanya, Ini yang Ia Dapatkan

Agar bisa menonton tim kesayangan bertanding, kelima wanita itu merias wajahnya agar terlihat seperti pria.

Mereka memakai kumis dan jambang palsu, serta wig model rambut pria.

Dan tentunya, kelima wanita itu memakai celana panjang.

Sebagai pelengkap, tidak ketinggalan mereka menyampirkan bendera tim kesayangan di leher.

Alhasil, sekilas mereka terlihat seperti pria sungguhan dan bisa menonton jalannya pertandingan di dalam stadion.

Foto dan video mereka pun menyebar di media sosial dan menjadi viral.

“Berharap suatu hari mereka dapat masuk stadion dengan identitas mereka sendiri,” begitu komentar seorang warganet.

Untuk diketahui, kaum wanita dilarang menonton pertandingan sepakbola di stadion di Iran sejak Revolusi Islam pada 1979.

Keberhasilan lima wanita itu terjadi tiga minggu setelah 35 wanita ditahan saat mencoba menonton pertandingan antara tim Persepolis dan Esteghlal di stadion yang sama.

Pemerintah menyatakan mereka ‘hanya dicegah’ bukan ditangkap.

Baca juga: Terlalu Cinta Tim Sepakbola, Pria Ini Rela 90 Jam Tubuhnya Ditato Demi Menyerupai Jersey Kebanggaannya

Kemudian mereka dilepaskan setelah mereka dipindahkan, yang jurubicara kementerian gambarkan sebagai sebuah ‘tempat yang pantas’.

Pada tahun lalu, sekelompok wanita lainnya berusaha menyamar, namun ditahan selama sebuah pertandingan sepakbola di Stadion Azadi.

Menurut kepala keamanan kotamadya Tehran, Alireza Adeli, peristiwa ini bukanlah yang pertama terjadi.

Para gadis mencoba melewati pintu masuk stadion dan dikatakan bahwa wanita dilarang karena ‘berkerumunan’ dan ‘kondisi yang tidak pantas’.

“Larangan ini bertujuan melindungi kehormatan mereka, karena suasana stadion, kegaduhan, dan kerumunan bukanlah tempat untuk wanita,” kata Alireza Adeli kepada situs Memri.

Ia menambahkan, wanita yang ingin menonton pertandingan bisa dilakukan lewat televisi.

Pertandingan itu disiarkan dan disajikan untuk setiap orang sebagai cara menonton pertandingan langsung.

Pada 2014, wanita keturunan Iran-Inggris, Ghoncheh Ghavami, dituduh ‘berpropaganda melawan rezim’.

Ia dipenjara selama setahun setelah menghadiri pertandingan voli pria.

Baca juga: Demi Kesetaraan, Warga Korut Hanya Boleh Potong Rambut dengan Gaya Seperti Ini

Dilansir dari Daily Mail, larangan kaum wanita menghadiri pertandingan olahraga di Iran pernah menjadi subyek dari film ‘Offside’ pada 2006.

Film itu memperlihatkan sekelompok wanita berpakaian seperti pria mencoba menyusup ke dalam Stadion Azadi.

Saat itu dalam stadion tersebut tengah digelar pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia melawan Bahrain.

Sementara pemerintahan Presiden Hassan Rouhani yang moderat ingin menghilangkan larangan di beberapa even olahraga.

Kaum wanita diperbolehkan menonton pertandingan basket dan voli, hanya saja dari bagian yang terpisah di stadion.