Find Us On Social Media :

Tanam Padi Model Dam, Cara Efisien dan Kekinian untuk Bantu Produktivitas Petani

By Nana Triana, Rabu, 18 November 2020 | 21:36 WIB

Ilustrasi seorang petani sedang menanam padi.

Intisari-Online- Jarum jam masih menunjukkan pukul 06.00. Matahari pun masih bersembunyi di balik awan yang memayungi Gunung Lawu. Hanya semburatnya saja yang terlihat merona.

Udara pagi masih dingin, tetapi semangat Ponimin (40) dan dua rekannya untuk bekerja di sawah tidak surut.

Ponimin adalah warga Desa Polodadi, Karanganom, Klaten yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga penanam padi di pinggir desa tempatnya tinggal.

Setiap hari, sejak pagi buta ia dan rekan-rekannya yang bermata pencaharian serupa sudah melumpur di sawah, menjual tenaganya untuk membantu petani menanam padi (nandur).

Baca Juga: Kominfo Telah Siapkan Tiga Langkah Strategis Demi Tingkatkan Pemanfaatan Teknologi AI

Jika merujuk pada tradisi, tenaga tandur dulunya hanya dilakoni oleh perempuan. Istilah tandur muncul karena cara melakukannya yang mengharuskan si penanam padi berjalan mundur.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kaum laki-laki pun juga melakukannya di sawah.

Selain itu, kini nandur tidak dilakukan dengan berjalan mundur. Dengan hadirnya model sawah dam kegiatan nandur dilakukan dengan berjalan maju. Cara ini dinilai lebih efisien waktu bagi para petani.

 

“Dulu nandur itu dilakukan jalannya mundur dengan menggunakan blak (bilah bambu sebagai alat bantu tanam—red). Kini, dengan model dam tanam padi dilakukan dengan cara maju,” jelasnya di tengah kegiatan tanam padi di Desa Belangwetan, Klaten, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu, (18/11/2020).

Baca Juga: Ingat, Saudara Kandung Adalah Orang Penting dalam Hidup Anda! Jangan Pernah Lupakan Itu Meski Sama-sama Sibuk

Menanam padi dengan model dam, lanjut Ponimin, kini menjadi pilihan praktis dan cepat bagi para petani untuk menanam padi. Ia pun menjelaskan bagaimana proses menanam padi dengan model dam.