Find Us On Social Media :

3 Dekade Duduk Nyaman, Iran Kini Menjelma Jadi Pencundang Sejati Setelah Azerbaijan Berhasil Rebut Nagorno-Karabakh dari Armenia

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 16 November 2020 | 14:22 WIB

Armenia dan Azerbaijan kerahkan artileri berat di pertempuran terbaru

Azeri adalah kelompok etnis terbesar kedua di Iran. Selama konflik terjadi banyak retorika dan protes pro-Azerbaijan di media sosial dan di jalan-jalan untuk mendukung Baku oleh etnis Azeri.

Rezim Iran sangat berhati-hati untuk tampil seimbang selama konflik, tetapi pada saat yang sama menahan banyak protes pro-Azerbaijan ini.

Ada dorongan tingkat rendah yang konstan untuk penentuan nasib sendiri dan peningkatan otonomi di Iran utara untuk minoritas Azeri.

Meski belum terwujud menjadi gerakan massa untuk kemerdekaan, hal itu membuat beberapa pimpinan Iran gelisah.

Baca Juga: Ini Perbandingan Kekuatan Militer China dan Taiwan, Jumlah Tentara Tak Ada Apa-apanya Dibanding China Tapi Bikin Taiwan Percaya Diri Akui sebagai Negara Berdaulat

Kedua, Iran harus mencurahkan waktu, sumber daya, dan pasukan untuk menyesuaikan diri dengan realitas geopolitik baru di sepanjang perbatasan utara dengan Azerbaijan.

Ini bisa berarti kurangnya fokus Iran di tempat lain seperti Teluk dan Suriah.

Sebagian dari perbatasan negara Azerbaijan-Iran telah berada di bawah pendudukan Armenia sejak tahun 1994.

Setelah perbatasan ini kembali di bawah kendali Baku, dinamika keamanan baru telah diciptakan antara kedua negara.

Selain itu, kehadiran 2.000 penjaga perdamaian Rusia - sekarang hanya 100 km dari perbatasan Iran - pasti membuat banyak orang di Teheran gelisah.

Meskipun Rusia dan Iran telah menikmati hubungan baik belakangan ini, keduanya telah menjadi kekuatan saingan di kawasan itu selama berabad-abad.

Baca Juga: Proses Pengemasan Snack Curah Pasaran Ini Sungguh Bikin Muntah, Cuma Beralas Terpal dan Diinjak-injak oleh Para Pekerjanya

Iran telah mulai mengerahkan lebih banyak aset militer di sepanjang perbatasan utaranya.

Akhirnya, tidak jelas bagaimana keberhasilan Azerbaijan dalam perang akan mempengaruhi hubungan bilateral dengan Iran.

Azerbaijan telah berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Iran karena mengandalkan akses ke wilayah udara dan wilayah Iran untuk memasok wilayah otonomnya di Nakhchivan - eksklaf Azerbaijan yang terletak di antara Iran, Armenia dan Turki.

Selain hak transit, Azerbaijan juga mengandalkan Iran untuk menyediakan gas alam ke Nakhchivan. Sebagai bagian dari kesepakatan damai baru-baru ini, Armenia membuka koridor melalui wilayahnya untuk memungkinkan Azerbaijan mengangkut barang langsung ke Nakhchivan.

Selain itu, awal tahun ini Turki mengumumkan pipa gas alam baru untuk memasok energi ke Nakhchivan.

Baca Juga: Miliki Hubungan Dekat dengan Indonesia Akui Diri Sebagai Sekutu Indonesia, Inilah Gelontoran Senjata Fantastis Kiriman Rusia ke Indonesia Sejak 1992-2018, Nilainya Mencapai Rp35 Triliun

Iran saat ini kurang penting bagi Azerbaijan dan kemungkinan besar dinamika dalam hubungan bilateral akan berubah untuk kepentingan Baku.

Iran punya banyak masalah. Ekonomi yang stagnan, kerusuhan politik di dalam negeri, dampak dari pandemi virus korona (COVID-19), dan intervensi mahal yang tidak pernah berakhir di tempat-tempat seperti Suriah dan Irak.

Hal terakhir yang dibutuhkan Teheran saat ini adalah perubahan pada status quo nyaman yang telah dinikmati di Kaukasus Selatan selama tiga dekade terakhir.

Sayangnya bagi Iran, inilah yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga: Kim Jong-Un Klaim Tidak Ada Kasus Virus Corona di Negaranya, Justru Korea Utara Coba Curi Informasi Rahasia Vaksin Covid-19, Bos Microsoft: Mereka Putus Asa

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari