Find Us On Social Media :

Sri Mulyani Singgung Utang Warisan Kolonial, Ternyata Jumlahnya Setara 7 Kali Dana Vaksin Indonesia, Belum Tektek Bengeknya

By Ade S, Sabtu, 31 Oktober 2020 | 15:27 WIB

Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus 1949

Intisari-Online.com - Pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati tentang utang yang ditanggung Indonesia dari kolonial Belanda ramai diperbincangkan.

Sri Mulyani menekankan bagaimana Indonesia sudah terbiasa berada dalam kondisi sulit secara ekonomi sejak zaman kemerdekaan.

 

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, Indonesia merdeka tidak dalam kondisi perekonomian yang stabil.

Pasalnya, Belanda sendiri baru mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949-an.

Baca Juga: 10 Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 7, Segini Banyak Besar Utang Pemerintah, 'Dalam 10 Tahun Utang Indonesia Terus Naik'

"Jadi dari tahun 1945 sampai 1949 Indonesia masih terus berada dalam situasi intimidasi, konfrontasi, bahkan agresi Belanda. Itu kondisi politik, militer, keamanan, dan ekonomi tidak pasti," ujar Sri Mulyani beberapa waktu lalu.

"Ekonomi kita diberi warisan, tidak hanya ekonomi yang rusak, tapi juga utang pemerintah kolonial," lanjut dia.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 27 Desember 1985, utang warisan Hindia Belanda tersebut merupakan salah satu harga mahal yang harus dibayar pemerintah Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari bekas negara penjajahnya tersebut.

Baca Juga: Walau Miliki Utang Sebanyak Rp5.000 Triliun, Nyatanya Indonesia Tak Masuk Top 5 Bahkan Top 20 Negara Dengan Utang Tertinggi di Dunia, Nomor 1 Tembus Rp133.569 Triliun!