Find Us On Social Media :

Umat Manusia Dalam Bahaya, Selama Ini Jepang Ternyata Terus-terusan Membuang Limbah yang Sangat Berbahaya ini ke Lautan Pasifik, Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia?

By Afif Khoirul M, Senin, 26 Oktober 2020 | 13:38 WIB

Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang.

Intisari-online.com - Baru-baru ini, aktivis lingkungan Greenpeace menemukan sebuah ancaman berbahaya bagi umat manusia.

Ancaman ini berasal dari pembungan limbah berbahaya yang dilakukan oleh Jepang.

Bahkan disebut-sebut, dampaknya akan sangat fatal, dengan kerusakan tingkat tinggi sehingga merusak DNA manusia.

Menurut 24h.com.vn, pada Minggu (25/10/20), Jepang selama ini membuang air radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir dari Fukushima Daiichi.

Baca Juga: Isyarat Terwujudnya Aliansi Maut Militer China-Rusia, Dijamin Amerika Bakal Kalang Kabut, Kekuatan China-Rusia Jadi Semengerikan Ini

Air radioaktif itu, mengandung karbon sangat tinggu, yang dipercaya bisa merusak DNA manusia.

Menurut CNN, kelompok aktivis Greenpeace, menemukan 1,23 juta ton air radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, Jepang.

Sebagian besar mengandung isotop radioaktif karbon-14 dan partikel radioaktif berbahaya lainnya.

Greenpeace memperingatkan konsekuensi jangka panjang terhadap manusia dan lingkungan jika Jepang terus-terusan membuangnya ke lautan Pasifik.

 Baca Juga: Mengakali Pelanggan, Siapa Sangka Para PSK di China Gunakan Belut Agar Dikira Perawan, Bagaimana Caranya

Untuk mendinginkan inti reaktor yang rusak di pabrik Fukushima Daiichi, Jepang memompa puluhan ribu ton air setiap tahun. Air ini kemudian dibuang ke tempat penyimpanan.

Sembilan tahun setelah bencana dahsyat, gudang telah mencapai batasnya, sementara pemerintah Jepang masih berjuang untuk mengetahui cara menanganinya.

Pejabat Jepang pada awalnya mengatakan pembuangan ke laut adalah satu-satunya solusi.

Namun langkah tersebut mendapat tentangan keras dari para aktivis lingkungan dan perwakilan perusahaan di industri perikanan.

Pada tanggal 23 Oktober, Jepang mengumumkan untuk menunda pembuangan air radioaktif ke laut.

Menteri Perindustrian Hiroshi Kajiyama mengatakan menangani air yang terkontaminasi adalah bagian dari pembongkaran pabrik Fukushima Daiichi, dan peningkatan jumlah air yang terkumpul berada di bawah tekanan besar.

Baca Juga: Terletak di Kota Beijing, Inilah 'Kawasan Terlarang' di China yang Diyakini Tempat Kejahatan dan Perzinaan Bangsawan China, Konon Hal Mengerikan Akan Terjadi Menjelang Malam Hari

"Tapi pemerintah juga perlu mendengarkan kekhawatiran," kata Kajiyama tentang keputusan untuk menunda pemulangan.

Selain isotop radioaktif tritium, air radioaktif di Fukushima Daiichi juga mengandung isotop radioaktif karbon-14.

Ini merupakan "penyebab utama pencemaran radioaktif pada manusia dan kerusakan DNA manusia", menurut Greenpeace.

Shaun Burnie, penulis laporan dan pakar nuklir di Greenpeace di Jerman, mengatakan kepada CNN bahwa ada 63,6 GBq karbon-14 di penyimpanan.

"Zat radioaktif ini mencemari selama ribuan tahun, mempengaruhi genom manusia. Itulah mengapa rencana ini harus dibatalkan," kata Burnie.

Ryounosuke Takanori, juru bicara Tokyo Electric Power Company (TEPCO), yang mengoperasikan pembangkit tersebut.

Baca Juga: Benar-Benar Tak Tahu Malu, Berulang Kali Diperingatkan Untuk Tidak Nyelonong Wilayah Ini, China Masih Saja Nekat Sampai Buat Negara Ini Pasrah, 'Kapal China Memperkosa Kami'

Mengatakan unit tersebut akan berusaha untuk mengurangi konsentrasi radioaktif tritium dan karbon-14 ke tingkat serendah mungkin sebelum melepaskan air laut,.

Para ahli mengatakan bahwa pemerintah Jepang perlu menilai secara khusus konsentrasi karbon-14 di reservoir.

Serta memastikan bahwa air radioaktif ini tidak akan menimbulkan bencana lingkungan.