Tak Tahu Diri Suka Nyelonong Sana-Sini, Negara Ini Syok Bukan Main, Mendadak Ribuan Kapal China Mengepung Wilayah Lautnya, 'Kalau Seketa Memancing Mudah Diselesaikan Ini Lebih Serius!'

Afif Khoirul M

Penulis

Kapal-kapal China itu bahkan mengabaikan peringatan dan permintaan untuk meninggalkan wilayah itu, oleh penjaga pantai dan Badan Perikanan Jepang.

Intisari-online.com - China dikenal sebagai negara yang suka nyelonong wilayah perairan negara lain.

Seperti misalnya beberapa kali kapal China kepergok nyelonong masuk ke wilayah perairan Indonesia di Natuna.

Tak hanya itu, China juga berulang kali nyelonong masuk ke wilayah laut kepulauan Galapagos di daerah Amerika Selatan.

Hal itu membuat banyak pihak geram dengan tindakan China yang semena-mena masuk wilayah orang.

Baca Juga: Bukan China Apalagi Amerika, Australia Ternyata Waspada dengan Indonesia Sejak Lama, Sebut Indonesia Berpotensi Mengalahkan China di Masa Depan, 'Sekutu yang Hebat dan Musuh yang Menakutkan'

Kali ini kejadian serupa juga dialami oleh Jepang, di mana ribuan kapal ikan Tiongkok muncul di zona ekonomi ekslusif milik Jepang.

Namun, Jepang maih berbaik hati, untuk menghindari bentrokan yang tidak diperlukan, Jepang meminta kapal penangkap ikan itu pergi ke tempat lain, lapor SCMP.

Menurut 24h.com.vn, Kamis (22/10/20), Jepang menyebut kapal China ini masuk tanpa izin ke daerah penangkapan cumi dan kepiting miliknya.

Kapal-kapal China itu bahkan mengabaikan peringatan dan permintaan untuk meninggalkan wilayah itu, oleh penjaga pantai dan Badan Perikanan Jepang.

Baca Juga: Peran Amerika di Balik Kebangkitan China: Amerika Tidak Membuat Apa-apa, Label 'Made in China' di Mana-mana

Menurut Badan Perikanan Jepang, hingga akhir September tahun ini, kapal-kapal patroli negara ini telah meminta 2.589 kapal penangkap ikan China untuk meninggalkan zona ekonomi eksklusif Jepang.

Jumlah kapal penangkap ikan China yang "melanggar" daerah penangkapan ikan tradisional Jepang empat kali lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan bahwa pada 16 Oktober, mereka telah mengusir 102 kapal nelayan Tiongkok.

Tahun lalu, pasukan hanya harus menangani 12 kapal penangkap ikan China.

Menurut Penjaga Pantai Jepang, tahun lalu mereka seringkali harus mengusir kapal penangkap ikan Korea yang ditangkap secara ilegal.

Tahun ini, bagaimanapun, kami bertemu dengan semua kapal penangkap ikan China.

Mengatasi kapal penangkap ikan Cina jauh lebih sulit daripada kapal penangkap ikan Korea.

Para ahli mengatakan bahwa kemunculan ribuan kapal penangkap ikan Tiongkok di daerah penangkapan ikan tradisional Jepang adalah ujian Beijing atas Perdana Menteri Jepang yang baru dilantik, Suga.

Baca Juga: Lama Tak Nampak di Layar Kaca, Pentolan Extravaganza Ini Rupanya Sembuhkan Gagal Ginjal Sampai Selulitis Dengan Cara Stop Total Konsumsi Makanan Ini Seumur Hidup

Akitoshi Miyashita seorang ahli hubungan internasional di Universitas Tokyo mengatakan bahwa Jepang telah "membuat kesalahan" dalam.

Ketika mengarahkan para nelayan untuk meninggalkan daerah penangkapan ikan yang disengketakan .

"Semakin lama sebuah kapal penangkap ikan China beroperasi, semakin sulit memaksa mereka untuk pergi. China sedang menguji tanggapan kami dan Jepang harus melakukan sesuatu yang sulit, memaksa kapal-kapal itu pergi jika mereka tidak menginginkan reaksi yang keras," kata Miyashita.

"Jika situasinya berkepanjangan, kapal penangkap ikan Tiongkok dapat berpindah dari zona ekonomi eksklusif jauh ke laut teritorial Jepang untuk menangkap ikan," tambah Miyashita.

"Kalau hanya sengketa memancing, mudah untuk diselesaikan. Namun, jika ini adalah ujian bagi Tiongkok, situasinya jauh lebih serius," cemas Miyashita.

Pada awal Oktober, China meluncurkan museum online, yang menegaskan klaimnya atas Kepulauan Diaoyu/Senkaku yang disengketakan dengan Jepang.

Baca Juga: Namanya Hampir Tak Dikenal, Negara Kecil yang Terletak Dekat Indonesia Ini Mendadak Serahkan Diri Untuk Dijadikan Pangkalan Militer AS, Gara-gara Ketakutan dengan China?

Kementerian Luar Negeri Jepang sangat menentang langkah ini.

Menurut para ahli, ini adalah ujian pertama China bagi Suga, ketika dia pertama kali terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang.

Banyak nelayan Jepang yang tidak puas ketika mereka harus meninggalkan daerah penangkapan ikan tradisional untuk menyerah pada perahu nelayan Tiongkok.

"Pemerintah Jepang harus melakukan sesuatu yang lebih tegas dan tegas agar kapal penangkap ikan kita dapat terus beroperasi,"kata Hiroshi Kishi, presiden asosiasi perikanan Jepang.

"Kapal penjaga pantai harus dikirim untuk melindungi para nelayan dan mengusir kapal nelayan China," tambahnya.

Artikel Terkait