Dunia Benar-benar Sedang Terguncang, Negara Teraman di Dunia Ini Tiba-tiba Dongkrak Anggaran Militernya Setelah 70 Tahun, Bahkan Terapkan Wajib Militer kepada Wanita, Ini Pemicunya

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Pada 2019 lalu, majalah ekonomi mingguan AS merilis daftar negara-negara dengan tingkat keamanan paling tinggi di dunia.

Global Finance menilai keamanan tersebut berdasarkan 3 aspek utama.

Yakni perang dan perdamaian, keamanan pertahanan negara dan bencana alam.

Dala daftar itu terdapat 20 negara paling aman di dunia versi Global Finance.

Baca Juga: ‘Pemakaian Obat Antivirus Punya Efek Samping Sebabkan Gangguan Irama Jantung’, Infeksi Covid-19 Bisa Bikin Gagal Jantung, Bagaimana Prosesnya?

Di posisi pertama adalah negara Islandia, kemudian disusul dengan Swiss dan Swedia.

Sementara itu, Swedia menempati urutan ke-13 negara paling aman di dunia.

Namun, saat Swedia dinobatkan menjadi salah satu negara teraman, pemerintahannya justru hendak mendongkrak anggaran militernya, berkali-kali lipat dari anggaran biasanya.

Ada apa sebenarnya?

Baca Juga: Cocok untuk Perang di Masa Depan, Prabowo Subianto Incar Jet Tempur F-35 saat Bertemu Menham AS, 'Gesit, Serbaguna, dan Miliki Kemampuan yang Tak Tertandingi'

Pada Kamis, pemerintah berhaluan kiri Swedia mengusulkan kenaikan 40 persen untuk anggaran pertahanannya dari tahun 2021-2025.

Melansir Al Jazeera, Kamis (15/10/2020), Menteri Pertahanan Swedia mengatakan langkah itu dilakukan karena situasi kebijakan keamanan di kawasan itu "telah memburuk dari waktu ke waktu" sebagai "konsekuensi dari tindakan Rusia".

Menteri Pertahanan Peter Hultqvist mengatakan pada konferensi pers, "Ini merupakan peningkatan terbesar dalam kemampuan pertahanan dalam 70 tahun."

"Serangan bersenjata di Swedia tidak bisa dikesampingkan," katanya.

Usulan pemerintah menyebutkan bahwa jika terjadi serangan, hal itu dapat dimulai dengan serangan terhadap sasaran penting sipil dan militer, sabotase dan "likuidasi orang-orang penting".

Seluruh wilayah "akan dipengaruhi oleh aktivitas pertempuran intensif dengan konsekuensi besar secara lokal dan regional," katanya.

Baca Juga: Amerika Wajib Ketar-ketir, China Punya Rencana Mengejutkan yang Hanya Ditargetkan dalam 5 Tahun, Rencana Ini Konon Bisa Mengungguli AS dari Segi Berikut

Pemerintah minoritas Partai Social Democrat-Green Swedia mengatakan mendapat dukungan dari dua kelompok oposisi yang lebih kecil -Partai Centre dan Liberals.

RUU pertahanan termasuk peningkatan pengeluaran sebesar $ 3,1 miliar, atau hingga 40 persen dibandingkan dengan kesepakatan sebelumnya.

Pengeluaran pertahanan Swedia, yang bukan anggota NATO, saat ini 1,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Tidak jelas kapan pemungutan suara mengenai rencana tersebut dapat diadakan di parlemen Swedia.

Hultqvist mengatakan bahwa jika disetujui, Swedia akan memiliki brigade tentara ketiga.

Pasukan itu akan dilengkapi dengan artileri dan beberapa batalyon pertahanan lokal.

Selain itu, jumlah wajib militer akan meningkat.

Baca Juga: Mendadak Xi Jinping Umumnya pada Tentaranya Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini China Dalam Ancaman Serius dari Negara Musuh Ini Habis Boyong Senjata Canggih dari AS

Pada Desember 2017, Swedia memutuskan untuk mendirikan resimen militer baru pertama negara itu sejak Perang Dunia II.

Itu adalah sebuah unit yang terdiri dari 350 tentara yang berbasis di pulau Gotland di Laut Baltik yang penting secara strategis.

Unit permanen dikerahkan selama 2018 ke kota utama pulau itu, Visby.

Resimen infanteri di sana dibongkar pada tahun 2005.

Awal tahun itu, Swedia memperkenalkan rancangan militer untuk pria dan wanita.

Negara Skandinavia itu menghapus wajib militer bagi laki-laki pada 2010, karena ada cukup sukarelawan untuk memenuhi kebutuhan militernya.

Sejauh ini, belum pernah ada wajib militer untukwanita di Swedia.

Baca Juga: Mendadak Xi Jinping Umumnya pada Tentaranya Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini China Dalam Ancaman Serius dari Negara Musuh Ini Habis Boyong Senjata Canggih dari AS

Artikel Terkait