Penulis
Intisari-Online.com - Pada 2019 lalu, majalah ekonomi mingguan AS merilis daftar negara-negara dengan tingkat keamanan paling tinggi di dunia.
Global Finance menilai keamanan tersebut berdasarkan 3 aspek utama.
Yakni perang dan perdamaian, keamanan pertahanan negara dan bencana alam.
Dala daftar itu terdapat 20 negara paling aman di dunia versi Global Finance.
Di posisi pertama adalah negara Islandia, kemudian disusul dengan Swiss dan Swedia.
Sementara itu, Swedia menempati urutan ke-13 negara paling aman di dunia.
Namun, saat Swedia dinobatkan menjadi salah satu negara teraman, pemerintahannya justru hendak mendongkrak anggaran militernya, berkali-kali lipat dari anggaran biasanya.
Ada apa sebenarnya?
Pada Kamis, pemerintah berhaluan kiri Swedia mengusulkan kenaikan 40 persen untuk anggaran pertahanannya dari tahun 2021-2025.
Melansir Al Jazeera, Kamis (15/10/2020), Menteri Pertahanan Swedia mengatakan langkah itu dilakukan karena situasi kebijakan keamanan di kawasan itu "telah memburuk dari waktu ke waktu" sebagai "konsekuensi dari tindakan Rusia".
Menteri Pertahanan Peter Hultqvist mengatakan pada konferensi pers, "Ini merupakan peningkatan terbesar dalam kemampuan pertahanan dalam 70 tahun."
"Serangan bersenjata di Swedia tidak bisa dikesampingkan," katanya.
Usulan pemerintah menyebutkan bahwa jika terjadi serangan, hal itu dapat dimulai dengan serangan terhadap sasaran penting sipil dan militer, sabotase dan "likuidasi orang-orang penting".
Seluruh wilayah "akan dipengaruhi oleh aktivitas pertempuran intensif dengan konsekuensi besar secara lokal dan regional," katanya.
Pemerintah minoritas Partai Social Democrat-Green Swedia mengatakan mendapat dukungan dari dua kelompok oposisi yang lebih kecil -Partai Centre dan Liberals.
RUU pertahanan termasuk peningkatan pengeluaran sebesar $ 3,1 miliar, atau hingga 40 persen dibandingkan dengan kesepakatan sebelumnya.
Pengeluaran pertahanan Swedia, yang bukan anggota NATO, saat ini 1,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Tidak jelas kapan pemungutan suara mengenai rencana tersebut dapat diadakan di parlemen Swedia.
Hultqvist mengatakan bahwa jika disetujui, Swedia akan memiliki brigade tentara ketiga.
Pasukan itu akan dilengkapi dengan artileri dan beberapa batalyon pertahanan lokal.
Selain itu, jumlah wajib militer akan meningkat.
Pada Desember 2017, Swedia memutuskan untuk mendirikan resimen militer baru pertama negara itu sejak Perang Dunia II.
Itu adalah sebuah unit yang terdiri dari 350 tentara yang berbasis di pulau Gotland di Laut Baltik yang penting secara strategis.
Unit permanen dikerahkan selama 2018 ke kota utama pulau itu, Visby.
Resimen infanteri di sana dibongkar pada tahun 2005.
Awal tahun itu, Swedia memperkenalkan rancangan militer untuk pria dan wanita.
Negara Skandinavia itu menghapus wajib militer bagi laki-laki pada 2010, karena ada cukup sukarelawan untuk memenuhi kebutuhan militernya.
Sejauh ini, belum pernah ada wajib militer untukwanita di Swedia.