Find Us On Social Media :

Berbuntut Panjang hingga Sekarang, Inilah Deklarasi Balfour, Ketika Inggris Berupaya Merebut Hati AS dengan 'Menjual' Palestina kepada Bangsa Yahudi

By Khaerunisa, Selasa, 13 Oktober 2020 | 17:31 WIB

(ilustrasi) Israel

Intisari-Online.com - Tahun 1817 orang-orang Yahudi yang datang ke Palestina semakin bertambah.

Saat itulah keberadaan bangsa tersebut mulai menimbulkan masalah.

Peningkatan pesat datangnya bangsa Yahudi terjadi setelah secara politik kaum Yahudi menggelar Kongres Zionis Dunia I yang diselenggarakan di Swiss tahun 1897.

Inti dari hasil kongres itu adalah mengajak orang-orang Yahudi yang berada di berbagai belahan dunia untuk “pulang kampung” ke Palestina.

Baca Juga: Sepak Terjang David Ben Gurion, Sosok Pendiri Negara Israel yang Terobsesi Senjata Nuklir

Gerakan untuk pulang ke negeri Zion atau Palestina itu kemudian populer disebut sebagai Zionisme.

Gerakan yang dipimpin oleh para tokoh Yahudi seperti Dr Theodore Herzl dan Dr Chaim Weizmann itu secara perlahan tapi pasti membuat jumlah bangsa Yahudi yang datang ke Palestina makin bertambah secara signifikan.

Pada tahun 1917 ketika masih berkecamuk Perang Dunia 1, jumlah orang Yahudi yang berada di Palestina sudah mencapi 85.000 orang.

Palestina sendiri yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Turki (Kekasisaran Ottoman), saat itu sudah menjadi wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris.