Laksanakan dengan Perbuatan, Umumkan dengan Jelas', Azerbaijan Bersumpah Siap Hentikan Gempuran, Asal Armenia Sudi Lakukan Satu Syarat Ini

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Konflik Azerbaijan-Armenia masih terus bergejolak hingga akhir pekan lalu.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengumumkan pihaknya bersedia melakukan gencatan senjata jika pihak lawan memenuhi satu syarat.

Dilaporkan oleh Sputnik News (4/10), Aliyev kepada media Al-Arabiya menyampaikan satu syarat penting demi tercapainya gencatan senjata, yaitu penarikan pasukan.

"Syarat gencatan senjatan kami adalah bahwa Armenia harus mengusulkan agenda sementara untuk penarikan pasukan dari wilayah Nagorno-Karabakh, Laksanakan dengan perbuatan, umumkan dengan jelas di wilayah mana dan hari apa," ungkap Ilham Aliyev.

Baca Juga: Rela Keluar Masuk Hutan hingga Curi Punya Tetangga, Tanaman Keladi Ini Jadi 'Biang Keroknya' Lantaran Harganya Melonjak Capai Jutaan!

Aliyev melanjutkan, ia benar-benar berharap bahwa konflik Azerbaijan-Armenia bisa diselesaikan melalui dialog, sayangnya belum ada landasan untuk melakukan itu.

Sang presiden menyayangkan sikap Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, yang dinilai tidak patuh pada kesepakatan sebelumnya yang menyatakan bahwa wilayah Nagorno-Karabakh diakui sebagai wilayah Azerbaijan.

"Kami akan mencoba memulihkan hubungan normal degan orang-orang Armenia setelah pembebasan wilayah pendudukan kami."

Baca Juga: Rela Keluar Masuk Hutan hingga Curi Punya Tetangga, Tanaman Keladi Ini Jadi 'Biang Keroknya' Lantaran Harganya Melonjak Capai Jutaan!

"Kami akan mencoba untuk kembali ke hubungan bertetangga yang baik, meskipun itu tidak akan mudah," lanjut Aliyev.

Pada kesempatan yang sama, Aliyev juga menuntut permintaan maad dari Presiden Prancis Emmanuel Macron atas klaim bahwa jihadis Suriah telah diusung ke wilayah konflik Nagorno-Karabakh dan melakukan operasi militer khusus di bawah kontrol Azerbaijan.

Baca Juga: Covid Hari Ini 5 Oktober 2020, Indonesia Peringkat 23 Kasus Covid-19 di Dunia, Jokowi: Jauh Lebih Baik Ketimbang Negara Lain

"Tidak ada tentara bayaran."

"Kami memiliki 100.000 tentara."

"Saya menuntut Prancis meminta maaf dan menunjukkan tanggung jawab," kata Aliyev.

Sejak awal bentrokan pekan lalu, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah utara untuk berperang bersama pasukan Azerbaijan.

Baca Juga: Dihujat Habis-habisan Karena Keluar Rumah Sakit untuk Sapa Pendukung, Dokter Ini Sebut Kondisi Trump Sebenarnya Lebih Buruk, 'Tidak Mungkin Baginya untuk Keluar'

Pada Jumat (2/10), Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan ke surat kabar Perancis Le Figaro, bahwa Turki telah "memberangkatkan ribuan tentara bayaran dan teroris" ke Azerbaijan dari Suriah utara.

Baca Juga: Kerap Disudutkan dan 'Sering Bertengkar,' Xi Jinping serta Kim Jong-un Doakan Kesembuhan Trump, Sebelumnya Trump Sebut Corona 'Virus China'

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut memberikan komentar, menuntut Turki menjelaskan apa yang dikatakannya sebagai kedatangan pasukan milisi di Azerbaijan.

"Garis merah telah dilintasi, yang tidak dapat diterima," ucap Macron.

Baca Juga: Sudah 75 Tahun, Anggota TNI Masih Saja 'Lolos' Jerat Hukum Pidana, Peningkatan Jumlah Kasusnya Bikin Ngeri

(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Jika syarat ini dipenuhi, Azerbaijan bersedia lakukan gencatan senjata"