Tak Hanya pada Artis, Star Syndrome Justru Bisa Serang Anak Usia Sekolah

Tatik Ariyani

Penulis

hati-hati dengan pergaulan Anda dan anak Anda, bisa jadi Anda dan anak Anda terserang star syndrome, ini cirinya

Intisari-Online.com -Star syndrome mungkin baru dikenal ketika internet dan media sosial mulai menjamur.

Banyak muncul artis dadakan yang berawal dari akun instagram dengan jumlah followers yang banyak.

Dikenal dengan nama lain panjat sosial atau 'pansos', jerat star syndrome rupanya bisa muncul kapan saja dan dari mana saja.

Bahkan, dari keseharian Anda sehari-hari bisa memunculkan penyakit psikologis ini.

Baca Juga: Bisa Sampai Sebabkan Depresi, Kenali Ciri-ciri Star Syndrome dan Cara Menghindarinya

Melansirmilleniumpost.in, star syndrome atau bisa juga disebut 'the I-want-to-be-famous-syndrome' adalah sebuah penyakit psikologis yang muncul bahkan saat kita masih berada di sekolah.

Dimulai dari hal sederhana semisal ingin menjadi siswa terpintar di kelas, atau memenangkan kompetisi debat dalam sekolah.

Tujuannya hanyalah agar kita menjadi penting di sekolah kita, atau agar orang lain melihat kita penting.

Dengan itu guru-guru dapat mengenal kita lebih baik dan juga dianggap lebih baik dari teman-teman lainnya.

Baca Juga: Waspadai Jika Merasa Populer, Hebat dan Lupa Diri? Bisa Jadi Anda Terkena Star Syndrome, Ini Cirinya

Akhirnya, timbullah pola mengejar kesempurnaan yang masih dikejar ketika masuk universitas.

Keseluruhan ide ini adalah agar kita mendapat perhatian.

Perhatian pun bisa demi mendapatkan perhatian dari orang tua, banyak anak kecil yang berusaha mati-matian berkompetisi agar mendapat penghargaan dari orang tua mereka.

Hal tersebut mungkin juga berasal karena orang dewasa pun merasakan tekanan agar mendapat perhatian.

Baca Juga: Beli Jas Bekas di Pasar Loak, Seorang Pria Temukan Uang Rp71 Juta di Kantong Jas, Ini yang Dilakukannya dengan Uang Tersebut

Dalam masyarakat ataupun dalam bidang pekerjaan, kita mencoba sangat keras agar diperhatikan.

Beberapa dari kita mencoba mencapai sesuatu di usia muda untuk menggebrak politik atau agar dikenali dalam lingkaran orang-orang politik.

Singkatnya, moto menjadi lebih baik dari orang lain adalah moto yang menjadikan adanya star syndrome.

Namun, kebanyakan orang menyerah dengan hal ini saat mereka sudah berumur 40 tahun ke atas.

Saat itu mereka sudah berpikir sudah cukup sulit menjadi yang paling unggul, sehingga lebih mudah untuk cukup keluar dari persaingan itu.

Bagi banyak orang, ambisi berhubungan langsung dengan menjadi kaya.

Mereka ingin menjadi kaya raya agar mereka dapat menjadi terkenal.

Namun, masih banyak orang yang lebih memilih menjadi populer daripada menjadi kaya, hal tersebut adalah kecenderungan yang sudah turun-temurun.

Baca Juga: Sedang Berjibaku dengan 57 Ribu Kasus dan Seribu Kematian Akibat Covid-19, Tenaga Medis Negara Ini Malah Pilih Tinggalkan Rumah Sakit Selama Seminggu, Pemicunya Bisa Jadi Pelajaran Bagi Indonesia

Bedanya, untuk saat ini, di era media sosial, hasrat untuk menjadi populer dengan mudah menjerat dan menjebak siapa saja.

Bukan hanya artis yang terus-terusan mempertahankan kepopulerannya, tetapi bahkan desainer, atau bahkan ibu rumah tangga ingin sepicis perhatian.

Mereka ingin berada dalam bingkai yang sama dengan aktor dan aktris papan atas sembari berpose untuk halaman depan suatu majalah.

Saat ini, banyak orang mulai tidak sabar, mereka tidak sabar untuk mencapai suatu karya agar mendapat perhatian.

Di era saat ini, yang paling penting adalah sosok itu sendiri daripada apa yang ia kerjakan.

Sistem tersebut dinamakan 'self branding'.

Percayalah, banyak orang-orang memiliki agen manajer dan agen humas.

Kini, sangat mungkin bagi ibu rumah tangga untuk memiliki nama merk barang-barang rumah tangga.

Peraturannya mudah, jika Anda punya uang untuk dihabiskan, tidak penting untuk apa Anda habiskan uang tersebut.

Humas Anda akan membuatkan Anda profil yang membuat Anda terdengar seperti orang yang telah mencapai apapun di dunia ini.

Dengan sekali klik, Anda bisa menjadi model bahkan walaupun Anda tidak pernah menghadiri acara peragaan busana dalam hidup nda.

Anda juga bisa mendapat profesi 'kekinian' seperti 'instruktur yoga' bahkan walau yang Anda ketahui tentang itu hanyalah sangat sedikit.

Ironisnya, Anda bisa mendapatkan pencapaian seumur hidup bahkan walaupun Anda sama sekali belum pernah bekerja.

Begitulah media sosial bekerja, banyak kenyataan yang bisa dibuat dan difabrikasi.

Oleh sebab itu, tidak heran melihat saat ini banyak orang terkenal dan terlihat sukses meskipun ia sebenarnya adalah seorang selebriti yang gagal.

Mereka bisa perbaiki karir mereka dengan pekerjakan humas dan manajer yang benar.

Mereka juga bisa membayar publisis untuk terbitkan berita baik tentang mereka, atau sekalian saja membuat sensasi tentang hidup mereka agar selalu mendapat sorotan dari media.

Maymunah Nasution

Baca Juga: Bermasalah dengan Kadar Trigliserida yang Selalu Tinggi? Coba Turunkan dengan Cara Alami Ini, Salah Satunya dengan Asupan Asam Lemak Omega-3

Artikel Terkait