Find Us On Social Media :

Kepunahan Massal, Populasi Satwa Liar di Dunia Anjlok Hampir 70 Persen dalam Waktu Kurang dari 50 Tahun, Kok Bisa?

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 11 September 2020 | 08:00 WIB

Ilustrasi hewan

Para aktivis menyebut, tindakan untuk menghentikan penurunan jumlah satwa liar belum pernah terjadi sebelumnya.

Sir David Attenborough, pembuat dokumenter alam yang turut terlibat dalam proyek WWF, memperingatkan bahwa umat manusia harus membuat perubahan sistemik yang dramatis untuk melindungi kenakeragaman hayati.

Dalam esai untuk laporan tersebut, Sir David menulis, "(Mencapai) keseimbangan dengan alam lainnya dan menjadi penjaga planet kita akan membutuhkan perubahan sistemik dalam cara kita memproduksi makanan, menciptakan energi, mengelola lautan kita, dan menggunakan material."

"Namun, di atas segalanya itu akan membutuhkan perubahan dalam perspektif."

Baca Juga: Covid Hari Ini 10 September 2020: Kasus Corona di Indonesia Bertambah 3.861 Kasus Baru, Berikut Daftar Persebaran di 34 Provinsi dan Cara Mencegah Penularan Covid-19

"Perubahan dari memandang alam sebagai sesuatu yang opsional atau 'menyenangkan untuk dimiliki' menjadi sekutu terbesar yang kita miliki dalam memulihkan keseimbangan dunia kita."

Dia juga berseru kepada negara-negara kaya untuk memberi kembali apa yang telah mereka 'ambil dengan banyak' selama ini.

Kepala eksekutif WWF, Tanya Steel, juga menyerukan agar lingkungan menjadi inti pengambilan keputusan.

"Kita membuat punah satwa liar dari muka bumi, membakar hutan, mencemari dan memancing di laut secara berlebihan, dan menghancurkan kawasan alam liar," ujarnya.

Baca Juga: Minum Madu Bikin Daya Tahan Tubuh Meningkat, Tapi Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Meminumnya? Ini Dia Pantangan yang Jangan Dilanggar!